Foto : Prokom Banjarmasin
MENUTUP Pasar Wadai Ramadhan konvensional yang biasa digelar di Lapangan Kamboja, diganti dengan sistem penjualan secara online, ternyata masih meraup untung.
FAKTANYA, sedikitnya ada 182 pedagang bergabung dalam pasar online yang difasilitasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Banjarmasin bisa meraup omzet hingga Rp 2,6 miliar lebih, selama bulan Ramadhan 1441 Hijriyah.
Walikota Ibnu Sina pun menutup secara resmi Pasar Wadai Ramadhan daring di tengah pandemi virus Corona (Covid-19) pada Jumat (22/5/2020).
Lewat media sosial yang dibikin Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjarmasin, semua transaksi antara penjual dan pembeli berlangsung lewat aplikasi khusus itu.
BACA : Sebaiknya Pemda Bikin Toko Online untuk Lindungi Pedagang Pasar
Menariknya, Husni Naparin, warga Banjarmasin yang kini bermukim di Malaysia berharap agar bisnis kuliner tetap dilanjutkan, meski bulan puasa telah berakhir.
Hal itu terungkap saat Walikota Banjarmasin Ibnu Sina didampingi Kepala Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin, H Ikhsan Alhaq berdialog dengan para pedagang lewat video teleconference.
Keinginan para pedagang ini bersambut, Walikota Ibnu Sina mengakuri pasar wadai ini dilanjutkan pasca Ramadhan. Bahkan, Ikhsan Alhaq memastikan akan menekankan agar para pedagang menjaga produknya harus higienis dan tidak menggunakan bahan pengawet.
“Bila pasar wadai online ini tetap bukan, tidak ada lagi keterlambatan dalam proses pengiriman pesanan. Nilai jual produk juga tidak boleh terlalu tinggi, karena pemerintah kota tidak mengambil keuntungan,” papar Ikhsan.
BACA JUGA : Diprediksi Belum Aman Corona, Pasar Wadai Ramadhan Ditiadakan
Walikota Ibnu Sina pun berharap ada perbaikan dan evaluasi dalam menggerakkan pasar wadai online di luar bulan Ramadhan.
“Apabila ada pengiriman barang ke luar daerah, maka para pedagang harus lebih memperhatikan kemasan untuk disempurnakan lagi,” tandas Ibnu Sina.(jejakrekam)