Belum Puncak Kasus Covid-19, Pakar Epidemiologi Usul PSBB Banjarmasin Jilid 3 Dilanjutkan

0

HARI terakhir penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kota Banjarmasin ternyata tak membuat kasus virus Corona (Covid-19) bisa ditekan. Justru sebaliknya, kasus infeksi virus asal Wuhan, Tiongkok ini terus melonjak naik.

BERDASAR data terakhir Gugus Tugas Percepatan Penangan Covid-19 Banjarmasin, Kamis (21/5/2020) pukul 16.00 Wita, jumlah orang terpapar virus berbahaya itu sudah tembus 200 kasus.

Detailnya, sebanyak 131 pasien masih dalam perawatan, 20 orang dinyatakan sembuh, 47 orang meninggal serta dua warga yang berasal dari luar wilayah.

Meski begitu, hingga kini Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin seakan galau dalam mengambil sikap untuk berhenti di jilid 2 atau berlanjut ke jilid 3 dalam menerapkan model PSBB yang telah disetujui Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto itu.

BACA : Gebrakan Covid-19 Banjarmasin

Kegalauan Pemkot Banjarmasin itu didasari pada rencana pemerintah pusat yang ingin melonggarkan pembatasan gerak publik tersebut. Tetapi, Walikota Ibnu Sina Banjarmasin juga mengakui hingga kini kasus Covid di Banjarmasin masih belum mencapai puncak.

Atas dasar belum ditemukannya puncak kasus itu, pakar epidemiologi dr IBG Dharma Putra mengatakan PSBB di Kota Banjarmasin harus dilanjutkan hingga 14 hari ke depan.

“Secara epidemiologi kasusnya meningkat terus dan menyebar secara luas,” ucap Dharma Putra kepada awak media di Banjarmasin, Kamis (21/5/2020).

BACA JUGA : Banyak Pertimbangan, Walikota Banjarmasin Akan Putuskan Status PSBB Jilid 3 Nanti Malam

Direktur RSJD Sambang Lihum ini menilai penerapan tracking (penelusuran) yang dilakukan petugas medis di Banjarmasin kini sudah lebih baik. Hal itu terlihat dari pergerakan tim medis dalam melakukan tes cepat (rapid test) massal hingga tes swab kepada orang-orang yang reaktif.

“Lonjakan ini bagus, kita memprediksi nanti perlu adanya tambahan ruang isolasi,” ujarnya.

Selain itu, menurut Dharma, hingga 28 hari diterapkannya PSBB, masyarakat malah masih kurang disiplin dalam menjalankan protol kesehatan yang sudah diimbau pemerintah.

“Dari sisi epidemiologi, PSBB harus diperpanjang. Tetapi dengan aturan yang ketat, sehingga masyarakat hanya berdiam diri di rumah,” sarannya.

Bahkan, ia mendukung jika pemerintah memberi sanksi tegas kepada masyarakat yang masih bandel. Sehingga, Dharma yakin selama 14 hari ke depan kasus Covid di Banjarmasin perlahan akan menurun.

Berdasar teori epidemiolog (ilmu penyebaran penyakit), jika angka reaktif tersebut dihitung pada total populasi Kota Banjarmasin sebesar 700 ribu penduduk, akan dihadirkan angka reaktif sebesar 52.500 orang penduduk.

“Jika semua penduduk reaktif tersebut, sesuai ketentuan dilakukan pemeriksaan swab maka akan didapatkan sebesar 40 persen akan positif terkonfirmasi, yaitu sejumlah 21.000 warga Kota Banjarmasin terinfeksi virus itu,” tulis Dharma dalam teorinya.

BACA JUGA : Kasus Terus Melonjak, Penelusurun Gugus Tugas Banjarmasin Catat Ada 5 Kluster Covid-19

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Hulu Sungai Tengah ini mengatakan jika 21.000 orang terkonfirmasi positif Covid-19 didudukkan secara empirisi, maka akan didapat sebesar 25 persen bergejala. Ini artinya akan ditemukan  5.250 orang sakit  Covid-19 dan sisanya sebesar 75 persen tidak bergejala atau terdapat 15.750 orang tanpa bergejala (OTG).

Angka tersebut juga memprediksi keberadaan 2.100 orang penduduk Banjarmasin yang perlu di-opname. Terutama, dengan kondisi gawat serta memerlukan alat pertolongan paripurna sebesar 1.000 orang. Sedangkan, yang akan meninggal dunia sebanyak 420 warga Banjarmasin.

BACA JUGA : Memprihatinkan, 47 Kasus Baru Covid-19 di Kalsel Separuhnya Disumbang Banjarmasin

Bisa dibayangkan, dengan kepatuhan seperti saat ini, berpotensi untuk penemuan masalah yang sangat besar. Yakni 15.750 OTG yang perlu diisolasi, 5.250 orang sakit Covid-19 yang perlu opname. Kemudian, ada 420 warga Banjarmasin yang meninggal dunia karena Covid.

Berarti, setiap hari akan perlu diisolasi 1.125 orang, perlu diopname 375 orang penduduk dan akan ada 30 orang warga Banjarmasin yang meninggal dunia karena Covid-19.(jejakrekam)

Penulis M Syaiful Riki
Editor DidI G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.