Sudah Memasuki Puncak, Indonesia Ternyata Belum Punya Data Covid-19

0

SEJAK kasus pertama virus Corona diumumkan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada awal Maret 2020 lalu, hingga kini sebaran Covid-19 yang semakin masif belum bisa terkendali.

BERBAGAI upaya pun telah dilakukan untuk menangani pandemik Covid-19 di Indonesia. Namun, tidak ada data penelitian tentang Covid-19 dari Indonesia yang terpublikasi di jurnal ilmiah internasional.

Kondisi itu disikapi Lembaga Riset Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dengan mengadakan webinar dengan membahas topik penanggulangan pandemi Covid-19 berbasis riset.

Ketua Lembaga Riset IDI, Dr. Marhaen Hardjo, M.Biomed, PhD, didaulat langsung menjadi moderator dalam diskusi webinar yang menghadirkan peneliti Indonesia dari lintas negara tersebut.

BACA : Data Kasus Covid-19 Kemenkes Dan Gugus Tugas Kalsel Dinilai Janggal

Tercatat, tiga peneliti muda Indonesia yaitu Dr. Gita Vita Soraya, PhD dari Universitas Hasanuddin, Dr. Zulvikar Syambani Ulhaq, M.Biomed, PhD dari UIN Malang yang memaparkan pengalaman publikasi internasional Covid-19.

Termasuk, Dr. M. Sopiyudin Dahlan, M.Epid, M.Phil dari PT Epidemiologi Indonesia yang membawakan judul presentasi grand design penelitian Covid-19 IDI.

Dalam diskusi tersebut, Dr Gita dan Dr Zul telah merilis enam publikasi internasional tentang Covid-19. Hal itu merupakan prestasi yang patut diapresiasi, meskipun masih berupa sistematik review dan meta analysis.

Kedua peneliti muda tersebut justru tidak menemukan adanya data Covid-19 dari Indonesia dalam kumpulan jurnal yang dianalisis.

“Kami berharap kelak Indonesia juga punya data Covid-19 yang dapat dianalisis,” ucap dua peniliti muda itu dalan rilis yang diterima jejakrekam.com, Minggu (17/5/2020).

Hadir pula panelis penanggap dalam kegiatan Webinar Lembaga Riset IDI, ada peneliti Indonesia dari lintas negara, di antaranya Prof dr Taruna Ikrar MD MPharm PhD dari American College of Clinical Pharmacology, Amerika Serikat.

BACA JUGA : Banyak Berada di Luar Rumah, Ini Penyebab Laki-Laki Rentan Terserang Virus Corona

Dr Dicky Budiman, MScPH kandidat PhD dari Griffith University, Australia serta dua panelis dari Indonesia yaitu Dr Rina Agustina MSc PhD dari Human Nutrition Research Center (Universitas Indonesia) dan Dr Rudiansyah Sp PD-KGH FINASIM dari Universitas Lambung Mankurat, Banjarmasin.

Para panelis sepakat bahwa Indonesia harus memiliki data penelitian Covid-19 sendiri yang dapat diakses. Mereka berharap lembaga riset IDI dapat menginisiasi dan menjadi fasilitator penelitian tentang Covid-19 di Indonesia.

Bahkan, Prof Taruna menyatakan siap mencarikan founding (pendanaan) di Amerika guna penelitian-penelitian fitofarmaka Indonesia untuk Covid-19.

BACA JUGA : Belajar dari Jakarta, Justru OTG Paling Berisiko Tularkan Virus Corona

Salah satu peserta webinar, Dr Wachyudi Muchsin SH mengungkapkan, kegiatan tersebut memberi manfaat bagi peserta dalam menghadapi pandemi Corona yang saat ini masuk kategori sudah menuju puncak di Indonesia.

Webinar yang diikuti 1.115 peserta lintas negara ini dibuka oleh Ketua Umum PB IDI, Dr Daeng M Fakih SH MH. Ia berharap lembaga riset IDI dapat menjadi barometer kemajuan riset bidang kesehatan di tanah air.

“Ini lembaga baru di IDI yang sudah berbadan hukum. Jadi sudah bisa mandiri,” ujarnya.(jejakrekam)

Penulis M Syaiful Riki
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.