Penyimbolan Sunan Giri dalam Islamisasi Negara Daha

0

Oleh  : Mursalin

BAGI masyarakat muslim Indonesia, sebutan Walisongo memiliki makna khusus; orang suci yang dikeramatkan dan ulama penyebar Islam. Makna khusus tersebut terjadi karena peran vital walisongo dalam penyebaran dan perkembangan agama Islam pada abad XV dan XVI di Nusantara.

MEREKA juga menampilkan citra Islam dengan cara halus dan lentur sekali, sehingga mampu menyentuh batin masyarakat yang asing dengan Islam.

Sunan Giri merupakan satu di antara anggota Walisongo yang pengaruhnya disebut dalam Tutur Candi dan Hikayat Banjar sampai ke Kalimantan, yaitu Negara Daha.

Menurut J.J Ras, Tutur Candi merupakan Hikayat Banjar resensi II berisi teks wayang atau tradisi lisan yang dimainkan dalam lakon wayang. Sedangkan Hikayat Banjar resensi I merupakan teks keraton yang ditulis untuk kepentingan kekuasaan raja Banjar.

BACA : Bubuhan Haji dalam Perang Banjar Abad Ke-19

Ras berpendapat bahwa Hikayat Banjar resensi II disalin dari teks keraton lama era Negara Dipa-Negara Daha, oleh karena itu teks ini dianggap lebih kuno.

Raden Sekar Sungsang dalam cerita Tutur Candi adalah tokoh sentral yang berhubungan dengan Sunan Giri. Dia adalah seorang bangsawan Negeri Candi Agung (Negara Dipa)yang lari ke Jawa akibat dipukul ibunya dengan sendok kayu besar.

Tutur Candi menyebutkan pula bahwa Susunan Giri telah menerima Sekar Sungsang beserta anaknya, Raden Panji Sekar untuk tinggal di Negeri Giri. Karena Susunan Giri mengetahui bahwa keduanya adalah bangsawan Candi Agung, maka Panji Sekar dinikahkan dengan putrinya. Kelak Panji Sekar ini akan menggantikan Susunan Giri sebagai raja dengan gelar Susunan Serabut.

Demikian pula Hikayat Banjar yang menyebutkan Sunan Giri dalam ceritanya secara tidak langsung. Tokoh sentral yang menghubungkan antara Candi Agung dengan Sunan Giri adalah Juragan Balaba. Meskipun Juragan Balaba dalam Hikayat Banjar berada dalam dua cerita berbeda, namun mempunyai keterkaitan.

Cerita pertama adalah seorang saudagar dari Subaya bernama Juragan Balaba telah mengangkat anak yang bernama Ki Mas Lelana dan dibawanya pulang ke Surabaya. Anak ini lari dari tempat asalnya dengan kepala berdarah disebabkan dipukul oleh ibunya, Putri Kalungsi karena mencolek masakan yang sedang diaduk dalam wajan. Rupanya anak ini adalah Raden Sekar Sungsang.

Cerita kedua adalah tuturan Patih Masih kepada Raden Samudera. Patih Masih menceritakan bahwa Nyai Suta Patih mempunyai seorang anak buah bernama Juragan Balaba.

BACA JUGA : Islamisasi Tanah Banjar dan Gagalnya Raden Sekar Sungsang Dirikan Kerajaan Islam

Saat berlayar di Selat Bali, dia memungut sebuah peti yang hanyut. Ternyata peti tersebut berisi bayi. Kelak bayi tersebut nanti bernama Pangeran Giri dan berguru pada Pangeran Bonang di Ampel Denta.

Lain dari sumber di atas, Aminuddin Kasdi dalam bukunya yang mengutip dari Babad Tanah Jawi menyebutkan bahwa Jaka Samudera (Sunan Giri) pernah membagikan dagangannya secara gratis kepada penduduk di pelabuhan Banjar. Tindakan ini tentu mendapatkan teguran dari nahkoda kapal, sebab nanti akan dimarahi Nyai Gede Pinatih selaku majikanya dan ibu angkat Jaka Samudera.

Menanggapi teguran itu, Jaka Samudera menyuruh nahkoda kapal memuat batu dan pasir. Sesampainya di Gresik, nahkoda kapal itu menceritakan kejadian tersebut pada Nyai Gede Pinatih, hingga menyebabkan dia marah. Jaka Samudera menenangkan ibu angkatnya dan menyarankan untuk memeriksa kapal yang bermuatan batu dan pasir itu.

BACA JUGA : Anyaman Margasari dan Puak Kerajaan Negara Dipa

Alangkah terkejutnya Nyai Gede Pinatih, bukan batu dan pasir yang ia lihat, melainkan rotan dan lilin yang merupakan mata dagangan penting di Jawa.

Ketiga sumber tersebut cukup menyiratkan adanya hubungan antara unsur Sunan Giri dengan Negara Daha. Tetapi itu tidak cukup. Teks historigrafi tradisional tidak bisa dikategorikan sebagai fakta sejarah.

Anthony Reid mengatakan bahwa abad XV merupakan awal kegemilangan perdagangan di Asia Tenggara. Alasannya adalah melonjaknya permintaan Cina akan produk Asia Tenggara. Demikian pula Eropa pasca wabah Black Death.

Hal ini tentu menyebabkan munculnya kota-kota dagang. Satu di antaranya dalah Gresik yang mencapai kemakmurannya karena menjadi basis dagang Cina. Beberapa ahli sejarah Banjar secara umum menafsirkan Gresik di dalamnya termasuk Giri.

Gresik menjadi magnet tersendiri bagi para pedagang luar Jawa. Sebaliknya, pedagang Gresik juga memerlukan barang-barang komoditas yang tidak ada di Jawa.

BACA JUGA : Datu Kandang Haji, Pengasas Pendidikan Islam Tertua Tanah Banjar

Oleh karena itu Negara Daha dalam kurun abad XIV-XVI adalah satu dari trayek utama perdagangan Jawa dan Malaka dengan komoditas hasil hutan bahan pangan, intan, emas, dan kapur barus yang ditukarkan dengan tekstil India.

Jika melihat kondisi demikian, pantas saja Babad Tanah Jawi menggambarkan bahwa Jaka Samudera pernah ke pelabuhan Banjar.

Adapun pelabuhan Banjar yang dimaksud adalah Muara Bahan, sebuah bandar dagang baru yang dipindahkan sekitar tahun 1505-1555. Idwar Saleh menafsirkan dari Hikayat Banjar bahwa Sekar Sungsang atau siapapun namanya, adalah seorang usurpator.

Dia telah mengalahkan Negara Dipa (Candi Agung)yang beragama Buddha dan membuat keraton baru bernama Negara Daha serta bandar dagangnya yaitu Muara Bahan dengan mengembangkan agama Syiwaisme. Hadirnya para pedagang Gresik di Muara Bahantidak terlepas dari posisi geografisnya yang merupakan bagian dari anak Sungai Barito.

BACA LAGI : Islam Banjar Perpaduan Kultur Demak dan Samudera Pasai

Kondisi ini memungkinkan terjadinya kontak antara Islam dengan penduduk pribumi yang disimbolkan Raden Sekar Sungsang datang dari daerah Giri atau berdagangnya Jaka Samudera ke Muara Bahan.

Kemungkinan besar Sunan Giri hanyalah sebuah simbol yang terpatri dalam historiografi tradisional. Hemat penulis, justru yang menjadi fakta adalah hadirnya para pedagang Gresik dan persentuhan awal Islam dengan penduduk lokal yang diistilahkan Ricklefs adalah Islamisasi tahap pertama.(jejakrekam)

Penulis adalah Pengajar SKI Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin

Pencarian populer:moskee nagara,sejarah sunan giri masuk ke banjarmasin,sunan giri dikalsel,sunan giri kerajaan banjar

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.