Lawan Covid-19, Pakar Kesehatan ULM Saran Bangkitkan Optimisme Masyarakat

0

PAKAR ilmu kesehatan masyarakat Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin Dr dr Syamsul Arifin menyarankan agar informasi yang disuguhkan kepada masyarakat, jangan melulu hanya soal penyakit ketika terinfeksi virus Corona (Covid-19).

“SEHARUSNYA, informasi soal Covid-19 itu juga memuat informasi lain, Ya, seperti soal perceived susceptibility atau faktor kerentan bagi seseorang yang menderita penyakit Covid-19,” ucap Syamsul Arifin kepada jejakrekam.com, Sabtu (25/4/2020).

Menurut dia, pada kelompok rentan seperti orang lanjut usia (lansia) 60 tahun ke atas, orang dengan riwayat penyakit  tertentu yakni penderita diabetes (kencing manis),

infeksi pernapasan akut, asma, penyakit jantung, hipertensi, kanker, perokok, penderita HIV atau AIDS. Termasuk, orang yang melakukan transplantasi organ atau sumsum tulang, serta orang yang mengkonsumsi obat kortikosteroid dosis tinggi, hingga tenaga medis di rumah sakit dan anak-anak.

BACA : Kunci Sukses Pelaksanaan PSBB di Kota Banjarmasin

“Berikutnya, soal perceived severity atau aspek yang memuat faktor menyebabkan penyakit Covid-19 merupakan penyakit yang serius. Ini informasi juga diberikan kepada masyarakat,” papar Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya (UPR) ini.

Syamsul menjelaskan penularan virus Corona akan mudah terjadi melalui droplet di udara dari bersin atau batuk seorang penderita. Ini pentingnya menggunakan masker.

Menurut dia, virus dengan penularan cepat dan komplikasi berat yang ditimbulkannya yakni pneumonia, gagal napas akut, acute respiratory distress syndrome (ARDS), kerusakan hati akut, kerusakan jantung, infeksi sekunder, gagal ginjal akut, syok septik, disseminated intravascular coagulation (DIC) dan rhabdomyolisis.

BACA JUGA : Kena Panas Virus Corona Mati, Disinfektan ke Jalan Berisiko Cemari Lingkungan

Informasi berikutnya, papar Syamsul, adalah mengenai perceived benefitsm atau faktor yang menguntungkan dari Covid-19, sehingga masyarakat bisa optimistis melawan virus tersebut. Yakni, virus ini mudah hilang dengan pelarut lemak seperi sabun yang digunakan sehari-hari.

“Penyakit ini juga bisa disembuhkan dengan antibodi. Ini karena, infeksi Covid-19 bisa terjadi dalam beberapa tingkat keparahan, dari ringan hingga parah,” papar Syamsul.

Ia menjelaskan pada pasien Covid-19 yang memiliki gejala ringan, infeksi ini bisa sembuh dengan sendirinya selama daya tahan tubuhnya baik.

“Virus bisa dibunuh dengan disinfektan. Sebab, virus tersebut dianggap bisa nonaktif dengan bahan disinfektan seperti alkohol dengan kadar 60-70 persen, hidrogen peroksida 0,5 persen, atau sodium hipoklorit 0,1 persen dalam waktu 1 menit,” paparnya.

Syamsul mengatakan virus Corona melemah di suhu panas, meski sejauh ini belum ada penelitian bahwa virus penyebab Covid-19 lemah terhadap panas.

BACA JUGA : Belajar dari Jakarta, Justru OTG Paling Berisiko Tularkan Virus Corona

“Namun, Coronavirus penyebab penyakit SARS, terbukti bisa melemah pada suhu panas. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) bahwa virus penyebab SARS bisa terbunuh pada suhu 56°C dan virus tidak bisa bertahan lama di permukaan,” ujarnya.

Makanya, menurut Syamsul, baik WHO maupun Kementerian Kesehatan RI tidak melarang pengiriman paket antar negara karena risiko penularan melalui media pengiriman paket tersebut sangat rendah.(jejakrekam)

Penulis Ipik Gandamana
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.