Ternyata, Rapid Test Covid-19 di Kalsel Masih Tersisa 1.620 Pcs

0

PENELUSURAN alat tes cepat (rapid test) untuk mendeteksi awal atau penapisan orang yang diduga terpapar virus Corona (Covid-19), terus didalami Komisi IV DPRD Kalimantan Selatan.

KOMISI dewan yang membidangi kesehatan ini mempertanyakan sejauhmana rapid test itu diterapkan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Selatan bersama instansi terkait di 13 kabupaten dan kota di Kalsel.

Sebelumnya, pada Senin (30/3/2020), Komisi IV DPRD Kalsel menggelar rapat dengar pendapat dengan Tim Gugus Tugas Pencegahan, Pengendalian dan Penanganan (P3) Covid-19 Kalsel.

Hingga, mencuat adanya 2.400 pcs (buah) rapid test yang didrop Kementerian Kesehatan RI. Sedangkan, versi anggota Komisi I DPR RI asal Fraksi PPP, Syaifullah Tamliha menyebut justru Kalsel dibantu 7.000 pcs rapid test oleh pemerintah pusat.

BACA : Ironis, Ternyata Kalsel Tak Masuk Prioritas Covid-19 Nasional

Ketua Komisi IV DPRD Kalsel  HM Lutfi Saifuddin mengungkapkan terus memantau kinerja jajaran Dinkes Kalsel dan Satgas Covid-19 dalam menerapkan tes cepat untuk orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).

“Saya akan terus memonitor janji juru bicara Satgas Covid-19 Kalsel HM Muslim, sesuai hasil rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPRD Kalsel,” ucap Lutfi Saifuddin kepada awak media di Banjarmasin, Jumat (3/4/2020).

Menurut politisi Partai Gerindra ini, dari informasi resmi ada 2.400 pcs rapid test yang dikirim Kemenkes RI untuk di Kalsel. Selanjutnya, pada Kamis (26/3/2020), rapid test itu disimpan di Instalasi Farmasi Dinkes Kalsel, Jalan Achmad Yani Km 21 Landasan Ulin, Banjarbaru.

“Baru pada Jumat (27/3/2020), rapid test itu didistribusikan untuk rumah sakit rujukan Covid-19 serta Dinkes kabupaten dan kota se-Kalsel,” ujar Lutfi.

BACA JUGA : DPRD Kalsel Bingung Soal Keberadaan 2.400 Rapid Test

Rinciannya, rapid tes yang didrop ke RSUD Ulin Banjarmasin sebanyak 100 pcs. Kemudian, ke Bidang Surveilance (Pengawasan) Dinkes Provinsi Kalsel sebanyak 20 pcs. Tersisa jadi stok gudang Farmasi Dinkes Kalsel, sebanyak 2.280 pcs

Kemudian, pada Senin (30/3/2020), rapid test didistribusikan ke Dinkes Kota Banjarmasin sebanyak 40 pcs. Jumlah serupa juga diserahkan ke Dinkes Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru, Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Hulu Sungai Utara (HSU), Hulu Sungai Tengah (HST), Balangan, Tabalong, dan Barito Kuala (Batola). Sisa stok dalam gudang Farmasi Dinkes Kalsel, ada 1.760 pcs.

“Dari data yang ada, pada Selasa (31/3/2020), rapid test diserahkan ke RSUD Idaman Banjarbaru sebanyak 60 pcs. Lalu, ada 40 pcs untuk surveillance Dineks Kalsel dan RSUD Moch Ansari Saleh sebanyak 40 psc. Tersisa 1.620 pcs,” tutur Lutfi.

BACA JUGA : Ada Dua Model Rapid Test Covid-19, Ini Penjelasan Kadinkes Kalsel

Saat ini, beber Lutfi, ternyata 1.620 pcs masih disimpan di Gudang Instalasi Farmasi Dinkes Kalsel, Jalan A Yani Km 21, Landasan Ulin,  Banjarbaru.

Berdasar protokol yang ada, pengeluaran alat rapid test tahap pertama sesuai instruksi Kepala Dinkes Kalsel. Nah, kata Lutfi, jika alat deteksi Covid-19 itu habis, bisa diminta kembali dengan mempertanggungjawabkan penggunaan sebelumnya.

“Mereka mengisi formulir surveilans Covid-19 (pemeriksaan rapid antibodi) dan harus disetujui Kepala Dinkes Kalsel, baru permintaan itu diproses dan didistribusikan lagi,” tutur Lutfi.

Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Kalsel ini menambahkan hingga per Rabu, 1 April 2020 pukul 15.00 Wita, stok rapid test di Gudang Farmasi Dinkes Kalsel masih tersimpan 1.620 pcs.

“Nah, penggunaan rapid test untuk ODP dan PDP harus sesuai prosedur. Kita ingin deteksi virus Corona bisa cepat diketahui lewat rapid test. Makanya, kita minta semua elemen berkompeten untuk bahu membahu dalam menyelesaikan masalah pencegahan Covid-19 di Kalsel, termasuk rekan-rekan kita di DPR RI dan DPD RI,” imbuh Lutfi.(jejakrekam)

Penulis Ipik Gandamana
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.