Suara Kaum Penyandang Disabilitas di Tengah Wabah Corona

1

Oleh: Hervita Liana

KETIKA langkah manusia ini berjalan di dunia dengan cobaan, maka ujian dan masalah hidup yang Tuhan telah takdirkan bagi kita semua. Begitu pula, kondisi sekarang, ketika dunia dihebohkan dengan kehadiran virus Corona atau Covid-19.

HAMPIR merata di media massa hingga media sosial (medsos) tengah viral kabar atau berita terkait dengan Covid-19 ini. Bukan hitungan hari, menit dan jam pun selalu disuguhkan kabar soal Corona, baik di dunia, nasional hingga lokal di Kalimantan Selatan.

Tentu, kita yang awan, harus bisa bersabar dan ikhlas dan terus berdoa dan berikhtiar agar tetap sehat dan terhindar dari penyakit yang tergolong mematikan ketika terjangkit Corona. Namun, kita semua harus berjuang untuk melawan wabah Covid-19 agar segera berlalu.

BACA : Social Distancing Dan Ujian Berpancasila

Memang, dampak dari Covid-19 sangat berpengaruh besar terhadap sektor perekonomian hingga penghasilan pun berkurang, bahkan tidak ada sama sekali.

Terlebih yang dialami kaum penyandang disabilitas. Sebab, mereka sebagian besar berprofesi sebagai pedagang yang mobilitasnya menghabiskan waktu di jalan. Mereka mendirikan usaha kecil menengah (UKM), tentu cukup terpukul dengan kebijakan atau imbauan dari pemerintah untuk tetap di rumah (stay at home) dan bekerja dari rumah (work from home). Tujuannya, tentu bagus untuk mengurangi pandemi COVID 19 agar pasien atau orang yang terjangkit Corona tidak terus bertambah.

Namun, alangkah baiknya jika pemerintah memberikan bantuan kepada disabilitas untuk mencukupi kebutuhannya agar mampu bertahan di tengah cobaan wabah penyakit ini.

Ya, agar mereka tidak nekad beraktivitas di luar rumah, hanya sekadar mencari sesuap nasi yang bisa tertular hingga menularkan Covid-19. Sebab, tidak ada pilihan lain, maka jumlah yang terserang COVID 19 akan terus bertambah.

BACA JUGA : Saat Istilah Asing Viral Di Tengah Wabah Corona Dinatularisasikan Ke Bahasa Daerah

Kita sekarang hanya bisa berdoa kepada Allah SWT agar memberikan kesembuhan bagi yang terjangkit dan melindungi kita semua dari segala macam penyakit, musibah dan bala bencana, Amin.

Ada doa dan amalan amalan-amalan terbaik untuk menolak bala. Salah satunya dengan membaca, “Bismillahilladzi La Yadhurru Ma’asmihi Syai’un fil Ardhi waa Laa fis Sama’i wa Huwas Sami’ul Alim”. Artinya, Dengan nama Allah yang bersama namaNya, sesuatu apapun tidak akan celaka baik di bumi dan di langit. Dialah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. 

Doa tersebut dibaca sebanyak tiga kali setiap pagi dan sore ditambah dengan melantunkan Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas. Semoga Allah SWT. senantiasa keselamatan untuk kita semua, Aamiin Allahumma Aamiin.

Namun, tolak bala bisa dengan bersedekah, sebagaimana ajaran Rasulullah SAW,, tentu dapat dijalankan bagi kita semua, terutama kalangan berpunya. Semoga hal ini menjadi jalan kita dihindarkan dari musibah termasuk wabah.

Jelas, dampak Coronaa bagi pemijat tuna netra sangat terasa. Untuk itu, kami minta pemerintah pusat dan daerah, bisa memperhatikan nasib para penyandang disabilitas.

BACA JUGA : Panik Corona Bisa Memicu Perubahan Sosial Masyarakat

Sebab, selama ini, kami berusaha berdiri di kaki sendiri. Namun, saat ini, kami membutuhkan bantuan sejak social distancing (menjaga jarak sosial) diserukan cukup massif, tentu berimbas pada segi pendapatan terus menurun drastis. Bahkan,  sampai sekarang, tidak ada sama sekali pemasukan bagi kami.

Bagaimana pun, profesi kami sangat terkena dampak langsung social distancing. Tentu, kami tak berharap dikasihani. Hanya saja, kami tentu butuh uluran bantuan, agar bisa melanjutkan cerita hidup

Inilah suara dari batin rakyat minoritas. Kami tentu begitu panik karena merasa takut pandemi virus Corona hingga lockown, menjadi sesuatu yang diharuskan untuk menekan jumlah yang terserang Corona bisa dikendalikan.

BACA JUGA : Darurat Covid-19, Disdikbud Kalsel Putuskan UN Resmi Dibatalkan

Dampaknya memang sangat luar biasa terhadap semua sektor di antaranya pendidikan, pekerjaan dan/atau perekonomian yang mengharuskan dilakukan di rumah. Hingga akal sehat pun hilang dengan rebutan sembako, masker dan kebutuhan utama lain yang harganya dinaikkan gila-gilaan

Banyak yang mengeluh karena tidak bisa keluar rumah, menyebabkan sulit berinteraksi dengan lingkungan dan bersosialisasi bersama masyarakat bahkan beribadah. Hal ini tentu membuat jenuh dan bosan selama dua pekan sesuai anjuran pemerintah.

Tahu kah Anda? Hal itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan kami, para penyandang disabilitas. Berat sungguh berat.(jejakrekam)

Penulis adalah Aktivis Penyandang Disabilitas Banua Provinsi Kalsel

1 Komentar
  1. Nindhita Yusvantika berkata

    Artikel yang menarik dan bermanfaat. Dosen dari Universitas Airlangga, Indonesia membahas tentang perlunya informasi yang aksesible penyandang disabilitas di tengah wabah COVID-19. Untuk artikel lebih lengkapnya akan saya bagikan link artikel di bawah ini. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
    http://news.unair.ac.id/2020/04/17/di-tengan-covid-19-penyandang-disabilitas-perlu-informasi-yang-aksesible/
    Sekian dan Terima Kasih

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.