Demi Bersekolah, Anak-Anak RT 04 Desa Paring Lahung Berdesakan di Klotok

0

DEMI bisa mengecap dunia pendidikan, anak-anak RT 04 Desa Paring Lahung, Kecamatan Montallat, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah rela menempuh jarak jauh dengan moda transportasi sungai.

DENGAN klotok, perahu bermesin ini jalur sungai pun harus diretas. Mereka pun bergerombol duduk di atas atap, sebagian lagi berada di dalam. Mereka adalah siswa TK, SD dan SMP ini terpaksa harus berdesakan duduk di sebuah perahu bermesin. Terkadang, mereka harus menggunakan sampan atau jukung.

Bahka,  ada pula yang sampai duduk di atap klotok untuk berangkat dan pulang dari sekolah hanya untuk menuntut ilmu demi masa depan mereka. Adanya risiko kecelakan, karena penumpang yang melebihi kapasitas, tidak menyurutkan semangat anak-anak ini untuk menimba ilmu di sekolah. 

BACA : Cegah Corona, Kodim 1013/Mtw Gelar Sosialisasi di Sungai

Kondisi ini telah terjadi sejak 2011. Terkesan, belum ada perhatian pemerintahan desa maupun perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayah itu.

Sementara untuk jarak tempuh antara RT 04 Desa Paring Lahung ke Desa Paring Lahung cukup jauh, memakan waktu 20 menit perjalanan dengan menggunakan klotok. 

Salah satu tokoh masyarakat Ahmad Efendi didampinggi Herlianor, berharap pemerintah khususnya pemerintah desa dan perusahaan yang ada di sekitar desa dapat berperan aktif dan memperhatikan kondisi tersebut.

“Kami mengusulkan agar biaya transportasi dapat ditanggung pemerintah desa. Atau sumber dananya bisa berasal dari CSR perusahaan-perusahaan yang ada di Desa Desa Paring Lahung,” tutur Ahmad Efendi kepada awak media, Rabu (25/3/2020).

Menurut dia, selama ini, satu orang siswa dikenakan biaya transportasi Rp 100 ribu per bulan.  Harapannya, biaya transportasi sekolah bisa dibantu pemerintah desa dan CSR perusahaan, sehingga anak-anak bersekolah bisa menikmatinya gratis. Termasuk, menyediakan moda transportasi sungai yang lebih aman.

BACA JUGA : Tetap Waspada Virus Corona, Pemkab Barito Utara Gelar Doa Tolak Bala

“Tentu perlu juga adanya standar keselamatan (safety) bagi klotok yang mengangkut siswa bersekolah. Selama ini, tidak ada jaminan keselamatan bagi anak-anak kalau mengalami musibah. Hal ini harus diantisipasi, dengan menyiapkan pelampung atau lainnya,” ucap Efendi.

Herlianor mengingatkan perusahaan tambang batubara yang beroperasi di sekitar Desa  Paring Lahung, bisa lebih peduli. Terutama, untuk masalah pendidikan, kesehatan dan keagamaan, terutama rumah ibadah.

“Sebagai warga, kami berharap uluran tangan pihak perusahaan dalam masalah sosial dan keagamaan. Salah satunya, membantu meperbaiki tempat ibadah,” imbuh Herlianor.(jejakrekam)

Penulis Syarbani
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.