Ketua Fraksi Golkar Minta DPRD Banjarmasin Cepat Merespon Keluhan Publik

0

KETUA Fraksi Golkar DPRD Kota Banjarmasin, Sukhrowardi meminta agar koleganya di dewan segera bergerak cepat, menyusul positifnya warga ibukota Kalimantan Selatan ini terpapar virus Corona (Covid-19).

KEPUTUSAN pimpinan DPRD Kota Banjarmasin bersama pimpinan fraksi dan komisi serta alat kelengkapan dewan (AKD) untuk menunda kunjungan kerja (kunker) ke luar daerah terhitung sejak Kamis (19/3/2020) hingga akhir Maret 2020, harus dimanfaatkan dengan memanggil satuan kerja perangkat daerah (SKPD).

Sukhrowardi menyebutkan seperti Komisi II DPRD Banjarmasin yang membidangi keuangan dan perekonomian, bisa memanggil Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan instansi terkait guna memastikan ketersediaan sembako dan lainnya, saat masa tanggap darurat Covid-19 ini.

BACA : Cegah Merebaknya Covid-19, Gereja Katedral Banjarmasin Tiadakan Misa Peribadatan

“Apalagi, ada kelangkaan soal gula pasir dan lainnya, termasuk soal alat kesehatan bisa ditanyakan ke instansi terkait. Tentu, Komisi IV DPRD Banjarmasin yang membidangi kesehatan dan pendidikan juga berkompeten untuk memanggil pejabat Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan, terkait status tanggap darurat dan penghentian sementara aktivitas belajar mengajar tatap muka di sekolah,” papar Sukhrowardi kepada jejakrekam.com, Minggu (22/3/2020).

Anggota Komisi III DPRD Banjarmasin ini juga berharap koleganya dari Fraksi Golkar bisa merespon apa yang tengah terjadi di masyarakat, lewat bidang komisinya di dewan.

Sukhrowardi menyebut kini Kalsel sudah ada satu pasien dinyatakan positif Covid-19 merupakan warga Banjarmasin, namun posisinya juga turut diapit Kalteng dan Kaltim. Bahkan, menurut dia, ada peningkatan jumlah orang dalam pemantauan (ODP) Covid-19 yang terus terupdate.

BACA JUGA : Warga Banjarmasin Kasus Pertama Positif Corona, Dinkes Tenangkan Keluarga Pasien

Berdasar data dari Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, menyebutkan per 22 Maret 2020 tercatat ada 362 ODP, 6 pasien dalam pengawasan (PDP) di RSUD Ulin Banjarmasin.

“Dari ODP se-Kalsel, ada 45 orang warga Banjarmasin yang masuk dalam pemantauan. Kemudian, dari enam orang, ada dua warga Banjarmasin yang masuk ruang isolasi RSUD Ulin,” ucapnya.

Sukhrowardi pun meminta agar jajaran Dinkes Banjarmasin serta direksi RSUD Sultan Suriansyah juga harus mempersiapkan diri untuk menangani pasien yang berpotensi terjangkit Covid-19.

“Ini penting, karena kesiapan dokter, tenaga medis dan perlengkapan medis serta sarana dan prasarana, termasuk di puskesmas harus benar-benar terpantau dan terukur. Kita tidak ingin kasus ini justru akan menambah kepanikan di tengah masyarakat, ketika tenaga medis justru tak siap menanganinya,” imbuh Sukhrowardi.

BACA JUGA : Tak Takut Corona, Warga Banjarmasin Tetap Ngeyel Berolahraga Di Car Free Day

Ia juga mendesak agar Dinkes Banjarmasin dan pihak terkait untuk mengantisipasi masuknya tamu dari luar, termasuk melakukan penyemprotan cairan disinfektan di areal publik.

“Semua yang berkaitan dengan kepentingan publik juga harus terpantau penuh. Bayangkan saja, di tengah libur sekolah, tentu tak semua sekolah yang mampu melaksanakan pembelajaran secara online. Ada beberapa sekolah yang memiliki keterbatasan sarana dan prasana harus dibantu, termasuk kesiapan soal pelaksanaan ujian nasional yang tinggal menghitung waktu,” tandas Sukhrowardi.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.