Regional Kalimantan, Peserta BP Jamsostek Kalsel Paling Rendah

0

SEBAGAI kota miniaturnya Kalimantan Selatan,  Banjarbaru dirasa pantas sebagai pintu gerbang masuknya sosialisasi program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan) atau disebut BP Jamsostek dikalangan pekerja milenial Kalimantan Selatan.

HAL tersebut diungkapkan Ketua Koordinator Nasional Masyarakat Peduli BPJS (KORNAS MP BPJS), Hery Susanto disela sosialisasi program BP Jamsostek di kalangan pekerja milenial Kalsel, Kamis (27/2/2020), di Aula Gedung DPRD Kota Banjarbaru.

Pada acara tersebut juga dilakukan penyerahan secara simbolis kartu peserta kegiatan, dan sekaligus secara bersama sama mendeklarasikan diri sebagai “Pekerja Milenial Kalsel Pro Perlindungan dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan”.

BACA: Risiko Tinggi, Panwas Pilkada Dijamin Asuransi BPJS Ketenagakerjaan

“Generasi millenial kami nilai bisa menjadi motor penggerak peningkatan kepesertaan BP Jamsostek, terutama di Kalsel yang jumlah kepesertaannya paling minim di Kalimantan yaitu hanya sekitar 22.35%,” ungkapnya.

Angka tersebut tergolong rendah dibandingkan dengan Kalteng sebesar 50%, Kaltim dengan persentase kepesertaan 49,2%, Kaltara dengan komposisi 43,76%, Kalbar 25,80%. Oleh sebab itu generasi milenial Kalsel harus menjadi pendorong perubahan dalam peningkatan kepesertaan BP Jamsostek, untuk bisa lebih tinggi lagi jumlah keikutsertaannya yang mana sesuai dengan instruksi perintah konstitusi.

“Hanya sebagian saja perusahaan yang mengikutkan pekerjanya menjadi peserta BP Jamsostek, misalnya dari jumlah pekerja ada 1.000 orang, tapi yang diikutkan hanya berkisar 100-200 orang saja,” jelasnya.

Sementara itu, Deputi Direktur BP Jamsostek Kalimantan Panji Wibisana mengatakan ada 4 program yang dipunyai BP Jamsostek yakni Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun (JP).

“Kami akan terus tingkatkan kepesertaan BP Jamsostek, karena jumlah masih rendah dan kami upayakan akan berkolaborasi bersama pekerja milenial di Kalsel sebagai motor penggerak. Menurut JKM saat ini alami kenaikan dari Rp 24 juta menjadi Rp 42 juta tanpa kenaikan iuran,” katanya.

BACA JUGA: Lakukan Terobosan, BPJS Ketenagakerjaan Gandeng Pedagang Pasar Terapung

Sekedar diketahui pada tahun 2019 lalu di Kalsel, BP Jamsostek telah menangani 1.997 klaim JKK dengan nilai klaim mencapai Rp 20,57 milyar, 526 klaim JKM Rp 14,15 milyar, 28.554 klaim JHT Rp 253,36 milyar dan 3.858 klaim JP Rp 2.5 milyar, total klaim program BP Jamsostek 34.935 klaim sebesar Rp 290,58 milyar.

Sementara dari 1.86 juta orang pekerja di Kalsel baru 417.113 atau 22,35% saja yang sudah terdaftar menjadi peserta BP Jamsostek.  Mayoritas peserta BP Jamsostek Kalsel didominasi pekerja formal, sedangkan pekerja informal masih sangat kecil hanya berkisar 34 ribuan orang atau 4 %.

Dirinya berharap dengan adanya program ini bisa mendongkrak kepesertaan BP Jamsostek di Kalsel demi berjalannya amanat konstitusi bangsa untuk perlindungan dan jaminan sosial para pekerja.

BACA LAGI:  Kini, Program BPJS Ketenagakerjaan Makin Luas

“Semoga bisa berjalan lancar, dengan melibatkan semua pihak terkait demi seluruh masyarakat pekerja agar terlindungi dan menjadi peserta BP Jamsostek,” tambahnya.

Dari Citra Institute, Muhammad Sunardi menyatakan bahwa kecelakaan kerja hingga kematian bisa terjadi untuk semua orang, karena itu pemberi kerja dan pekerja mesti menyiapkan diri mendapatkan perlindungan program BP Jamsostek.

“Kami senantiasa mengajak seluruh stakeholder Jamsostek di Kalsel baik pemberi kerja dan pekerja untuk segera berpikir bahwa resiko kecelakaan kerja bisa terjadi kapan saja,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis Akhmad Faisal
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.