Akademisi Uniska Minta Ketua BPIP Hati-hati Keluarkan Pernyataan

0

BEBERAPA waktu belakang ini, Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi kerap mengeluarkan pernyataan kontroversial.

KEPADA salah satu media online, Yudian mengungkapkan bahwa musuh terbesar Pancasila adalah agama. Kemudian, ia disebut-sebut ingin mengubah ‘Assalamualaikum’  menjadi ‘Salam Pancasila’ sebagai salam pembuka acara atau genda resmi.

Dr Didi Susanto, akademisi Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Banjarmasin, meminta Kepala BPIP untuk lebih hati-hati dalam mengeluarkan pernyataan. Sebab, pernyataan dari Yudian akan menjadi sorotan setelah sejumlah kontroversinya.

Jika memang benar wacana yang dilontarkan kepala BPIP, Didi menganggap justru malah menimbulkan polekmik yang berkepanjangan. “Kalau memang benar mengganti Assalamualaikum dengan salam Pancasila, itu salah,” katanya kepada jejakrekam.com, Kamis (27/2/2020).

Didi mengatakan, agama, suku, dan golongan, di NKRI sudah sepakat Pancasila sebagai falsafah kebangsaan. Namun, menurutnya, menyeragamkan salam pembuka itu merupakan pernyataan yang keliru.

Doktor jebolan Universitas Negeri Semarang ini menyebut, seyogyanya untuk mengucapkan salam pembuka diserahkan kepada individu masing-masing tanpa harus diseragamkan. “Kalau muslim silakan saja mengucapkan Assalamualaikum sebagai salam pembuka, itu sudah cukup,” ujarnya.

Didi menilai, meskipun mengucapkan salam yang lazim diucapkan seorang Muslim, pemeluk agama lain pasti sudah bisa memaklumi, begitupun juga sebaliknya. “Pemimpin kita patut sadar, jangan membuat seolah-olah ada perbedaan mendasar dalam pengucapan salam,” tegasnya.

Didi menilai, rentetan pernyataan yang dilontaskan Kepala BPIP malah membuat masyarakat justru kehilangan simpatik atas lembaga tersebut.

Dia menyarankan, BPIP untuk fokus menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarkat, ketimbang melontarkan pernyataan kontroversial. “Polekmik sudah telanjur masyarakat sudah tahu, harusnya pejabat negara lebih berhati-hati apalagi berkaitan dengan simbol-simbol ideologi,” pungkas Didi.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Andi Oktaviani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.