Lokakarya: NU harus Mengikuti Irama Zaman

0

TERKAIT dengan Peringatan Hari Lahir Ke-97 NU dan menyongsong Muktamar Ke-34 NU pada November 2020, serta perjalanan panjang NU Satu Abad 2026, PWNU Kalimantan Selatan bekerjasama dengan Universitas NU Kalsel menyelenggarakan Lokakarya Regional bertemakan “Tantangan dan Peluang NU di Era Distription 4.0”.

LOKAKARYA dilangsungkan di Gedung Dakwah NU Kalsel di Komplek Universitas NU Kalsel. Acara ini sediktinya melibatkan 3 tokoh NU Kalsel. Yakni Prof Dr H Mujiburrahman MA (Rektor UIN Antasari Banjarmasin), Prof Dr Ir H Udiansyah MS (Ketua LL Dikti X Kalimantan/Fungsionaris PP ISNU), dan Badan Pengelola UNU Kalsel HM Syarbani Haira MSi.

Lokakarya dihadiri sekitar 150 peserta, terdiri dari pengurus dan aktivis NU, dosen dan civitas akademika Universitas NU Kalsel, aktivis PMII dan IPNU/IPPNU Kalsel, serta sejumlah pengurus Lembaga dan Badan otonom NU Kalsel.

Poin penting dari lokakarya ini adalah sebuah tantang: Keberanian NU keluar dari zone nyaman, untuk berkarya, menjalankan misi besarnya.

BACA : Peringati Harlah Ke-94 NU, PWNU Kalsel Gelar Bakti Sosial

Mengingat topik lokakarya yang sangat menarik, semua peserta tetap di tempat hingga acara berakhir. Sejumlah peserta begitu antusias, ditambah kepiayan ketiga nara sumber yang mampu memancing peserta. Lokakarya sendiri dipimpin oleh Aldi Fachrisaldi Putera, Ketua BEM ULM 2018 yang kini menjadi salah satu Ketua PKC PMII Kalsel.

Prof Udiansyah mendorong agar NU mampu mengikuti irama yang kini terus berubah. Bagi Guru Besar Fakultas Kehutanan ULM ini, tak ada pilihan lain bagi NU selain memanfaatkan teknologi yang kini terus berkembang, dengan penekanan pada upaya peningkatan gerak usaha perekonomian.

“Saya sudah melakukan di pesantren, dengan mengembangkan ternak sapi untuk keperluan pesantren,” tegas salah satu Pengurus Pusat ISNU ini.

Pembicara lainnya, Prof Mujiburrahman, juga menekankan perlunya warga NU untuk terus belajar dan menguasai teknologi. “Perubahan tak bisa dibendung. Mereka yang tak siap, dapat dipastikan akan menjadi komunitas tertinggal,” ujarnya.

“Ini juga yang diajarkan oleh guru-guru di pesantren. Kita harus mengikuti dinamika zaman, tanpa harus melabrak ketentuan ajaran yang tertuang dalam falsafah Ahlussunnah wal-jamaah,” sambungnya.

BACA LAGI : Di Harlah NU, KH Ma’ruf Amin Puji Kehebatan Ulama Kalsel KH Idham Chalid

Sedang HM Syarbani Haira mengulas pengalamannya saat menjadi pengurus NU, terlebih saat menjadi Ketua PWNU Kalsel periode 2007–2017. Didahului tentang sejarah NU, dilanjutkan dengan uraian berbagai tantangan yang kini dihadapi NU.

Jalan keluarnya, menurut Syarbani, selain mengikuti dinamika zaman agar semua keluarga besar NU menguasai teknologi, juga tetap berpegang teguh pada doktrin Islam Ahlussunnah wal-jamaah yang selama ini diyakini, baik sebagai pedoman berbagama atau pedoman bermasyarakat. “Mengikuti para kyai, para ulama, insya Allah hidup kita selamat dunia akhirat,” tegas mantan wartawan ini.

Lokakarya sehari ini dibuka resmi KH Amal Fathullah, mewakili Ketua PWNU Kalsel. Menurutnya, melalui lokakarya ini diharapkan NU mendapat masukan dan ide gagasan dari banyak pihak. “Untuk kepentingan NU itu sendiri di masa depan. Harapannya, ide-ide ini nanti dipaparkan saat Muktamar ke-34 NU di Lampung, November yang akan datang,” katanya.(jejakrekam)

Penulis Andi Oktaviani
Editor Almin Hatta

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.