4 Tahun Kepemimpinan Birin-Rudy Angka Kemiskinan Diklaim Turun

0

KEPEMIMPINAN pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor dan Rudy Resnawan sudah berjalan empat tahun, dan sekarang memasuki tahun terakhir.

DENNY P Sinaga, Kepala Bidang Pengendalian dan Informasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kalsel, mengatakan Pemprov Kalsel kini mulai menggeser ketergantungan dari industri pertambangan dan mengembangkan sektor lainnya.

“Ada lima sektor utama yang menjadi atensi Pemprov Kalsel sekarang ini. Yakni petanian, industri pengolahan terutama non migas, perdagangan, kontruksi, serta sektor transportasi dan pergudangan,” katanya.

BACA : JaDI Gelar Diskusi Refleksi 4 Tahun Kepemimpinan Sahbirin Noor

Denny kemudian secara khusus menyebut, ada dua sektor yang menjadi priotitas utama Pemprov Kalsel. Yaitu industri parawisata dan industri keuangan.

Terkait hal tersebut, Dennya memastikan Kalsel mampu lepas dari ketergantungan industri pertambangan. Alasannya, Kalsel punya potensi industri lain untuk dikembangkang seperti kelapa sawit, karet alam, perikanan, hingga budidaya kolam ikan air tawar dan budidaya keramba.

Pemprov Kalsel, lanjutnya, memberikan kemudahan dan percepatan penyelesaian perijinan guna menarik investasi masuk ke Banua.

“Kalsel mempersiapkan dan memfasilitasi kawasan ekonomi (KE) khusus Mekar Putih, serta kawasan industri (KI) Batulicin dan Jorong yang menjadi proyek strategis nasional berdasarkan Perpres No 3 tahun 2016,” ujarnya.

BACA JUGA : 26 Nama Cagub Disurvei, Kans Paman Birin Masih Tertinggi

Sementara itu perwakilan BPS Kalsel, Fahry Dayni, menyebut angka kemiskinan di Kalsel terus mengalami penurunan.

Berdasarkan data BPS, ungkap Fahry, kemiskinan pada tahun 2015 silam sebesar 4,68 persen. Kini turun menjadi 4,55 persen dari total jumlah penduduk Kalsel.

Selain kemiskinan yang terus turun, lanjut Fahry, gini ratio atau indeks ketimpangan Kalsel termasuk kecil dengan angka 0,34.

BACA LAGI : Paman Birin Tegaskan Visi Misi Kalsel

Fahry mengakui, tren pertumbuhan ekonomi Kalsel melambat pada tahun 2019 silam sebesar 4,08 atau di bawah pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,02%.

“Melambatnya pertumbuhan ekonomi ini disebabkan sektor pertambangan mengalami gejolak harga tahun lalu yang hanya  menyumbang 18,7% ekonomi Kalsel,” pungkas dia.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Almin Hatta

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.