Kian Dikenal Dunia, Festival Buah Lokal Desa Marajai Dihadiri Wisatawan Mancanegara

0

MARAJAI, desa yang terletak di lereng Pegunungan Meratus menunjukkan pesonanya. Puluhan jenis buah lokal dipamerkan. Dari yang paling popular, hingga sangat langka.

GUGUSAN bukit tampak berderet rapi mengelilingi Desa Marajai yang ketenarannya sudah mendunia. Seiring dengan penemuan ratusan jenis buah lokal dan langka oleh Hanif Wicaksono, seorang pemerhati buah-buahan.

Oleh karena itu, tidak sedikit peneliti lokal hingga mancanegara melakukan penelitian di desa pedalaman Kecamatan Halong Kabupaten Balangan ini.

BACA: Pelestari Tanaman Buah Langka Banua Terima Anugerah Kalpataru

Desa Marajai pada Minggu (8/2/2020) benar-benar memesona ratusan pengunjung yang berkunjung ke sana dengan koleksi puluhan jenis buah-buahan lokal dan langka miliknya.

Pameran buah-buahan ini dibungkus dalam sebuah acara Festival Buah Lokal Kalimantan Selatan. Bertajuk, Hutan Lestari, Desa Mandiri.

Banyak buah-buahan yang wujudnya baru pertama kali dilihat. Begitu juga dengan namanya, baru tahu sekarang. Hal serupa dialami pengunjung lainnya, semua memperlihatkan ekspresi kagum.

Menurut penuturan Hanif, koordinator acara, ada sekitar 70 sampai 80 jenis buah-buahan lokal dan langka yang dipamerkan dalam kesempatan ini. Diantaranya bahkan ada yang sudah dilindungi Undang-Undang dan dilarang diperjual belikan.

BACA JUGA : Lestarikan Buah Endemik Kalimantan, Hanif Wicaksono Masuk Finalis SATU Indonesia

“Sebenarnya masih banyak lagi sampai 150 an jenis, tapi karena musimnya sudah lewat, jadi buah yang ada saja yang kita pamerkan,” ujarnya.

Acara ini, kata Hanif, digelar selama dua hari, mulai 8-9 Februari 2020. Selain festival buah lokal, ada juga pameran eco print dan geo tour.

Sejatinya, lanjut Hanif, tujuan utama dari kegiatan yang sudah dilaksanakan kali kedua ini, selain memberikan pendidikan kepada pengunjung terkait buah-buahan, juga meningkatkan ekonomi warga.

“Beberapa tahun lalu mungkin nama desa ini tidak pernah didengar oleh orang luar, tapi dengan adanya kegiatan ini, setidaknya warga memiliki sumber mata pencarian yang lain selain berkebun karet dan jagung,” ujarnya.

Impian Hanif beriringan dengan pemerintahan desa yang memiliki program baru, menjadikan desanya sebagai desa wisata plasma nutfah.

Bukan cuma warga lokal Kalimantan Selatan yang datang untuk menikmati berbagai buah lokal dan langka. Ada juga turis dari luar negeri. Jepang, Prancis dan Australia.

BACA LAGI: Mohamad Hanif Wicaksono Raih Kaltaparu Kategori Pengabdi Lingkungan

Joys, warga negara Prancis mengaku, sangat menikmati waktunya selama dua hari berada di Desa Marajai. Alamnya begitu kaya. Keramahan juga ditunjukkan warganya.

Joys yang merupakan pencinta buah-buahan ini, juga mengapresiasi gagasan pemerintah desa setempat yang menggelar festival buah. Menurut dia, ini terobosan yang sangat bagus untuk kemajuan desa.

Bupati Balangan Ansharuddin turut hadir dalam kesempatan ini menyampaikan ucapan terima kasih kepada warga atas terselenggaranya kegiatan ini.

“Marajai telah memperkenalkan Balangan ke mata dunia. Ini harus dikembangkan lagi, sehingga menjadi ciri khas Balangan. Kami dari pemerintah daerah tentunya akan selalu mendukung,” ujarnya.

Kegiatan diakhiri dengan pembagian buah secara cuma-cuma kepada para pengunjung. Semuanya tampak ceria saat pulang dari Desa Marajai.(jejakrekam)

Penulis Gian
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.