Dua Hari Sudah, Genangan Air di Jalan A Yani Km 4,5 Tak Juga Mengering

0

DIDUGA saluran drainase yang baru saja dibangun di bawah trotoar Jalan Achmad Yani Km 4,5 Banjarmasin, tepatnya depan Rumah Makan Cianjur, bermasalah, membuat genangan air itu hampir memakan separuh jalan. Akibatnya, para pengguna jalan pun terpaksa harus menghindari genangan air, agar tak basah.

KONDISI ini diakui beberapa warga yang ditemui jejakrekam.com, di lapangan akibat tingginya curah hujan yang melanda Kota Banjarmasin, membuat beberapa ruas jalan tergenang. Ironisnya, justru genangan air itu berada di kawasan trotoar yang baru saja diresmikan Walikota Ibnu Sina. Diduga, saluran drainase itu tak mampu lagi mengalirkan air ke Sungai Achmad Yani yang kini ditutup bangunan beton.

“Air ini mengendap, karena tinggi air Sungai A Yani dengan genangan air itu hampir sama. Sudah dua hari, air ini tak pernah kering, bahkan jika hujan makin lebat, airnya makin meninggi. Belum ada upaya dari pihak Pemkot Banjarmasin untuk segera mengatasinya,” ucap seorang warga kepada jejakrekam.com, Selasa (11/2/2020).

BACA : Saluran Drainase Tak Optimal, Dinas PUPR Sebut Akibat Sumbatan Sampah

Pemandangan ini pun dikritik Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Kalimantan Selatan, Subhan Syarief. Pakar tata kota ini melihat justru sistem drainase yang dibangun berbarengan dengan penataan troator A Yani menelan dana miliaran rupian itu, patut diduga masih bermasalah. Terlebih lagi, kondisi Sungai A Yani yang kian menyempit dan dangkal, plus ditutup lantai beton dari bangunan restoran, ruko dan lainnya.

“Seharusnya, pemerintah kota itu tegas bagi bangunan yang menutupi saluran drainase. Termasuk, ketika badan halaman itu lebih tinggi dibandingkan badan jalan, akhirnya air mengalir ke jalan dan membuat tergenang, apalagi jika ada restoran atau rumah makan yang membuang limbahnya ke Sungai A Yani, tentu makin memperparah kondisi itu,” ucap Subhan Syarief.

BACA JUGA : Sistem Drainase Banjarmasin Bermasalah, Ini Saran Ahli dari Intakindo

Arsitek senior Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Kalsel ini sudah menduga dari awal, jika keberadaan troator yang telah dipercantik tidak terlalu membantu dalam sistem jaringan drainase.

Hal ini dikarenakan, kondisi Sungai A Yani justru sebagai saluran penampungan menuju ke sungai-sungai lainnya seperti Sungai Kuripan hingga ke Sungai Martapura, tidak terkoneksi dengan baik. “Kondisi Sungai A Yani dibiarkan mati dengan sendirinya. Hasilnya, bisa dilihat pada kondisi yang terjadi di lapangan,” ucap Subhan Syarief.

BACA JUGA : Saluran Drainase A Yani Dinilai Bermasalah, Dinas PUPR Sebut Bisa Kering Sendiri

Bahkan, menurut dia, saat curah hujan tinggi ditambah air sungai meluap, beberapa kawasan di sepanjang A Yani, terutama pemukiman penduduk diserbu banjir. Terbukti, saat durasi hujan cukup lama, maka genangan air itu menyerbu depan Hotel G Sign, Komplek Dharma Praja dekat Rumah Jabatan Walikota Banjarmasin Ibnu Sina dan lainnya.(jejakrekam)

Penulis Siti Nurdianti
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.