Terserang MRSA, Balita di Kapuas Meninggal

0

MENINGGALNYA seorang balita 3 tahun asal Desa Batanjung, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, beberapa waktu lalu di RSUD Soemarno Kapuas, Kalimantan Tengah, akibat terserang bakteri Methicilin Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA).

TETAPI hendaknya masyarakat diimbau jangan sampai khawatir berlebihan. Kendati sempat ada tiga dokter dan empat perawat positif terpapar MRSA, setelah ikut menangani balita tersebut.

Sebab potensi menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) sangat kecil. Apalagi hanya terbatas di RSUD Soemarno Kapuas, Kalimantan Tengah. Makanya dinyatakan KLB di RS Kapuas saja.

“Dinyatakan KLB juga bukan karena risiko penularannya, tetapi karena pertama kali ada yang kena. Masyarakat cukup menjaga kebersihan diri saja, untuk mencegah MRSA,”kata Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Tengah dr Suyuti Syamsul, Kamis (6/2/2020).

Terlebih lagi, lanjut dr Suyuti, Kementerian Kesehatan RI juga tidak memasukkan MRSA, dalam daftar penyakit yang berpotensi KLB.

Namun, pihaknya tetap melakukan penyuluhan ke masyarakat dan selalu mengingatkan agar menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

“Biasakan mandi dua kali sehari, rajin cuci tangan dan tidak menggunakan handuk orang lain,” ujarnya.

MRSA adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus yang sudah tidak mempan lagi terhadap banyak jenis antibiotik seperti amoxicillin atau penisilin.

Staphylococcus sendiri adalah bakteri yang pada dasarnya tidak membahayakan dan hidup pada kulit serta hidung manusia. Namun, ketika pertumbuhannya tidak terkendali, bakteri ini dapat menyebabkan infeksi. Infeksi staphylococcus dapat diatasi dengan pemberian antibiotik. Tetapi setelah beberapa dekade berlangsung, muncul jenis Saphylococcus, seperti MRSA, yang tidak mempan terhadap berbagai antibiotik yang umum digunakan.(jejakrekam)

Penulis Tiva
Editor Almin Hatta

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.