Bagi-Bagi Angpao, Menyisihkan Rezeki Berlebih dari Tahun Lalu
TRADISI berbagi angpao atau amplop merah berisi uang dilakukan orang berpunya di kalangan keturunan Tionghoa Banjarmasin. Menariknya, Klenteng Suci Nurani di Jalan Piere Tendean sudah dipenuhi warga untuk meminta derma.
PANTAUAN jejakrekam.com di Klenteng Suci Nurani, Sabtu (25/1/2020), tampak beberapa anak tengah duduk santai menunggu giliran untuk mendapat angpao dari umat Tridharma usai bersembahyang merayakan Imlek 2571.
“Saya datang bersama kawan datang ke sini untuk berharap angpao. Biasanya, selesai bersembahyang di klenteng, mereka berbagi angpao,” ucap Andi, seorang remaja berbincang dengan jejakrekam.com, Sabtu (25/1/2020).
BACA : Cina Banjar dan Sepenggal Kisah dari Rumah Lanting
Warga Jalan Veteran ini mengajak teman-temannya untuk menanti pembagian angpao. Menurut dia, angpao selalu dibagikan dengan nominal uang lembaran Rp 20 ribu atau uang Rp 10 ribu. Terkadang, ada pula isinya uang lembaran Rp 50 ribu.
“Hari ini, dapat tiga angpao. Alhamdulillah, bisa buat ongkos sekolah,” ucap Andi.
Zulkifli, umat Tridharma yang bersembahyang di Klenteng Suci Nurani mengakui tradisi berbagi angpao menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Imlek hingga nanti puncaknya pada Cap Go Meh atau saat bulan purnama.
“Angpao dibagikan kepada keluarga dan kerabat terdekat. Biasanya yang berhak memberi angpao adalah orang yang sudah sukses dalam berusaha dan telah berkeluarga. Jadi, angpao itu diberikan kepada anak-anak atau yang belum menikah,” kata Zulkifli.
Layaknya seperti membagikan zakat fitrah dalam tradisi muslim jelang perayaan Hari Raya Idul Fitri, Zulkifli mengatakan pembagian angpao juga merupakan wujud syukur atas rezeki diberikan Tuhan pada tahun lalu.
BACA JUGA : Sambut Imlek 2571, Umat Tridharma Penuhi Dua Klenteng Terbesar Di Banjarmasin
Saat libur Imlek, rumah warga keturunan Tionghoa pun diserbu para pengemis dan warga. Seperti terlihat di kediaman Surya, Komplek Perumahan Buncit Indah, Jalan Achmad Yani Km 4,5 Banjarmasin, Sabtu (25/1/2020).
Banyak tamu berdatangan ke rumah Surya. Pria yang akrab disapa Koh Surya ini mengakui tradisi merayakan Imlek, sama seperti saat umat Islam menyemarakkan Idul Fitri dengan membuka rumah atau open house bagi para tamu.
“Usai makan-makan, kami juga membagikan angpao. Terutama, kepada para karyawan yang bekerja di perusahaan saya, termasuk warga yang datang ke rumah. Ini bentuk silaturahmi, bukan bermaksud lain,” imbuhnya.(jejakrekam)