Santapan Rohani di Rumah Allah

0

Oleh : Humaidy Ibnu Sami

SETIAP tempat sujud di bumi adalah Baitullah (rumah Allah). Masjid-Masjid baik di kota maupun di desa termasuk Tajug dan Langgar adalah rumah-rumah Allah. Barang siapa yang masuk rumah Allah apalagi sering tinggal di sana, maka ia telah menjadi tamu Allah yang akan dimuliakan Allah.

KARENA dimuliakan Allah, ia akan disuguhi Allah berbagai suguhan yang sangat nikmat. Namun bukan suguhan berupa makanan dan minuman yang bersifat fisikal-material, melainkan berupa santapan bersifat rohani-spiritual.

Setidaknya ada tiga konsumsi rohani yang dianugerahkan Allah bagi orang yang menjadi tamu Allah yakni orang yang suka berkunjung ke masjid, tajug dan langgar, apalagi sampai menjadi takmir.

Pertama, ia akan mendapat ziyadatul Iman (penambahan iman) dari Allah yakni ketika ia masuk ke dalam masjid dan tajug dan langgar, Allah akan meningkatkan keimanannya yang sebelumnya mungkin lemah menjadi kuat, yang sudah kuat menjadi lebih kuat lagi dan seterusnya.

BACA : Cinta Mendalam untuk Syekh Samman, Lautan Manusia di Masjid Sabilal Muhtadin

Kedua, ia akan memperoleh tathma’innul qulub (ketenteraman hati) dari Allah yakni ketika ia sedang dalam keadaan gelisah dan galau kemudian masuk ke dalam masjid, tajug dan langgar, Allah akan menenangkan hatinya dengan setenang-tenangnya.

Ketiga, ia akan mendapat ghufranullah (keampunan Allah) yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yakni ketika ia masuk bahkan sejak ia mulai melangkah menuju ke masjid dan tajug dan langgar mulai berguguran segala dosa-dosanya dan memperoleh keampunan Allah tanpa diduga.

Coba bayangkan, bagaimana kalau ia tak sekadar berkunjung, masuk dan bertamu saja, tapi juga i’tikaf, sembahyang, wirid, majelis ilmu, majelis zikir dan sejenisnya bahkan ia menjadi takmir masjid, tajug dan langgar, tentu akan lebih banyak lagi santapan rohani-spritual yang Allah limpahkan.

BACA JUGA : Nilai Adiluhur dari Ornamen Rumah dan Masjid-Masjid Kuno di Ranah Banjar

Dalam sebuah potongan Hadits Nabi SAW dinyatakan “pemuda yang hatinya tergantung (cenderung) pada masjid (tajug dan langgar) termasuk salah satu di antara tujuh kelompok yang mendapat naungan Allah di hari kiamat, yang tiada naungan selain Diri-Nya”.

Oleh karena itu, mari kita ramai-ramai memakmurkan masjid (tajug dan langgar) dengan rajin bertamu, berjamaah sembahyang atau shalat wajib lima waktu dan berbagai kegiatan baik demi kemaslahatan dan kesejahteraan umat dan rakyat tanpa memandang latar belakang apapun.(jejakrekam)

Penulis adalah Staf Pengajar UIN Antasari Banjarmasin

Peneliti Senior LK3 Banjarmasin

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.