Masalah PDAM Bandarmasih Berulang, YLK Kalsel Sentil Walikota

0

HITAM pekat dan berbau, begitu dirasakan warga Banjarmasin saat menerima suplai air olahan PDAM Bandarmasih di rumahnya. Air layaknya kopi itu justru masih mengalir di beberapa kawasan seperti di Banjarmasin Utara.

SYAPRUDDIN, warga Sungai Andai, Banjarmasin Utara pun memposting air kopi yang mengalir di rumahnya. Pria yang juga seorang advokat ini mengungkapkan air hitam pekat bisa mengalir bebas ke rumahnya, tanpa ada kompensasi dari pihak PDAM Bandarmasih.“Kalau telat bayar rekening air leding, didenda Rp 25 ribu,” ucap Syapruddin.

Sementara itu, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen (YLK) Kalimantan Selatan Dr Akhmad Murjani menilai masalah yang mendera PDAM Bandarmasih selalu berulang-ulang. Ada kalanya masalah pipa bocor, kekurangan pasokan bahan baku hingga terbaru air kopi yang disebut-sebut akibat adanya endapan lumpur dalam jaringan pipa.

BACA : Suplai Air ‘Kopi’, PDAM Bandarmasih Berdalih Ada Endapan Di Jaringan Pipa

Murjani mengungkapkan alibi yang didalih pabrik air Pemkot Banjarmasin itu karena kadar kekeruhan air baku dari sungai terlalu tinggi, sehingga jika tetap diberi obat penjernih lebih akan memengaruhi kadar air bakunya.

Ada beberapa langkah koreksi yang harus dijalankan PDAM Bandarmasih. Menurut Murjani, pemeliharaan air baku yang baik harusnya didukung perda pemeliharaan sungai.

“Dengan regulasi itu dapat meringankan biaya operasional sekaligus meningkatkan kualitas air. Kemudian, PDAM Bandarmasih harus melakukan penelitian terkait coagulant (pengolahan air) yang tersedia di alam yang cocok dengan air baku yang ada, sehingga biaya operasional menurun dan kualitas meningkat,” ucap Murjani kepada jejakrekam.com, Sabtu (28/12/2019).

BACA JUGA : Tiga BUMD Pemkot Raih Laba

Dalam catatan YLK Kalsel, Murjani mendesak agar PDAM Bandarmasih tidak melakukan distribusi air bila kualitas menurun. Hal itu, sebut dia, akan meningkatkan biaya pemeliharaan dan menurunkan kualitas air pada saat distribusi selanjutnya, walaupun kualitas airnya sudah baik sangat merugikan masyarakat.

“PDAM juga harus melakukan pemeliharaan secara berkala. Inilah pentingnya quality control dari badan independen yang mengukur baku mutur air. Termasuk, kecukupan petugas teknis lapangan. Ini harus jadi perhatian khusus Walikota Banjarmasin karena masalah yang terjadi di PDAM Bandarmasih terus berulang,” tandas Murjani.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.