Terpaksa Menimba Air, Fasilitas RSUD Hadji Boejasin Dikeluhkan Keluarga Pasien

0

SUDAH beroperasi, fasilitas dan pelayanan RSUD Hadji Boejasin di lokasi baru di Jalan Achmad Yani Km 68 Sarang Halang, Pelaihari, masih dikeluhkan keluarga pasien. Pembangunan rumah sakit milik Pemkab Tanah Laut yang menghabiskan dana sekitar Rp 257 miliar lebih itu, dinilai masih belum layak.

KELUARGA pasien asal Kurau, Budiansyah mengakui sempat beberapa hari harus menimba air dari keran untuk dibawa ke ruangan, akibat belum tersedianya pasokan air bersih di beberapa ruang perawatan.

“Ya, air belum mengalir optimal. Pernah kami seharian harus menimba air dari keran menuju ke ruang perawatan. Ini belum hawa panas di ruangan, akibat terbatasnya pendingin udara. Mungkin ini tandanya rumah sakit ini belum siap,” ucap Budiansyah kepada awak media, belum lama tadi.

Ia bercerita dalam satu ruangan terdiri dari tiga orang pasien, tak mendapat pendingin udara yang baik. Menurut Budiansyah, gerah dan kepanasan menjadi sesuatu yang harus ditanggung pasien dan keluarga pasien.

BACA : BPRS Tuding Proyek RSUD Hadji Boejasin Mangkrak, Bupati Sukamta Mencak-Mencak

“Kami berharap agar pihak RSUD Hadji Boejasin bisa segera mengantisipasi masalah ini. Sebab, kebanyakan para pasien dan keluarga pasien merupakan rujukan dari beberapa puskemas yang ada di Kabupaten Tanah Laut,” ucap Budiansyah.

Anggota Badan Pengawas Rumah Sakit (BPRS) Kalimantan Selatan, Anang Rosadi Adenansi mengaku sudah menerima banyak laporan soal keluhan pasien atau keluarga pasien. Menurut dia, hal ini sudah diprediksi sebelumnya, saat pemantauan di lokasi, seperti kondisi air tergenang di WC, tempat wudhu hingga kebocoran atau rembesan lantai atas dan atap, termasuk pekerjaan lainnya.

“Sebenarnya, lokasi baru di RSUD Hadji Boejasin belum layak untuk dipakai. Namun, saran kami rupanya tak didengar pihak rumah sakit dan Pemkab Tanah Laut,” ucap mantan anggota DPRD Kalsel ini.

Dengan posisi yang berada di tengah, Anang Rosadi Adenansi mengatakan keberadaan RSUD Hadji Boejasin juga cukup dilematis, karena di Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu justru ada rumah sakit besar milik swasta, ditambah lagi peresmian RSUD KH Mansyur di Kintap.

“Idealnya memang puskemas yang diberdayakan menjadi puskesmas pratama tipe D. Jangan dulu membikin rumah sakit baru,” kata Anang Rosadi.

Ia mengeritik pihak konsultan dan kontraktor RSUD Hadji Boejasin sepatutnay malu, walaupun pekerjaan itu rampung atau sudah final hand over (FHO), namun fakta di lapangan justru berbeda.

“Ini harus segera disikapi Pemkab Tanah Laut sebagai pemilik rumah sakit atas hasil pekerjaan di RSUD Hadji Boejasin. Apakah tidak ada tes akhir sebelum penggunaan dilakukan dan saat ini masuk dalam masa perawatan,” tutur Anang Rosadi.

BACA JUGA : Usai Disurvei KARS, Direktur Janji Prasarana RSUD Hadji Boejasin Segera Dibereskan

Dengan kondisi itu, Anang Rosadi menegaskan selaku pribadi di BPRS Kalsel telah berkirim surat ke Kemenkes dan intansi terkait soal rumah sakit di daerah.

“Saya minta agar pemerintah pusat lebih ketat lagi dalam mengawas pembangunan fasilitas kesehatan. Ya, jangan sampai sudah selesai dan diresmikan justru masih ada masalah yang mengemuka dan jadi keluhan masyarakat,” tutur Anang Rosadi.(jejakrekam)

Penulis Ipik Gandamana
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.