Daya Beli Rendah, Perdagangan Barang Elektronik Kian Lesu

0

AKIBAT daya beli masyarakat kian rendah, berdampak pula pada angka penjualan barang-barang elektronik. Kondisi dirasakan para pedagang  Pasar Cempaka di salah satu pusat perdagangan barang elektronik di Banjarmasin.

PENURUNAN omzet penjualan ini sudah dirasakan para pedagang berlangsung lama sejak tahun 2016, hingga kini. Menurut Hasan, salah satu penjual barang elektronik di Toko Serasi, Pasar Cempaka Banjarmasin, daya beli masyarakat yang kian rendah akibat banyak perusahaan yang gulung tikar serta sulitnya mencari pekerjaan yang layak.

“Tentu, masyarakat lebih memilih memenuhi kebutuhan primer dulu, dibanding barang sekunder seperti barang-barang elektronik. Apalagi, barang semacam sound system, mesin pemutar DVD serta peralatan lainnya,” kata Hasan kepada jejakrekam.com, Sabtu (14/12/2019).

BACA : Daya Beli Masyarakat Rendah, Harga Sembako Malah Naik

Menurut dia, tiap bulannya kini omzet penjualan hanya berkisar Rp 2 juta, paling banter Rp 3 juta. Padahal, sebelum tahun 2016, angka penjualan barang elektronik di tokonya, bisa mencapai Rp5-6 juta per bulan.

Hasan mengungkapkan apa yang dirasakan tokonya, itu juga dirasakan mayoritas pedagang elektronik di kawasan Pasar Cempaka. Ia mengatakan semua itu akibat banyak beban hidup yang harus ditanggung masyarakat, sehingga untuk keperluan membeli barang sekuder akan dipinggirkan.

“Bayangkan saja, ketika iuran BPJS Kesehatan naik. Belum lagi harus bayar kredit motor dan lainnya, maka untuk barang-barang elektronik lebih dipinggirkan. Di samping itu, saat ini, orang membeli handphone cerdas, sudah bisa menikmati hiburan,” tutur Hasan.

BACA JUGA : Daya Beli Masyarakat Meningkat, Motor Honda Laris Manis di Pasaran

Kelesuan angka penjualan ini tak disangkal Hasan, juga turut membebani operasional toko, termasuk harus membayar tagihan kepada para penyuplai barang-barang elektronik. “Ya, kalau bicara keuntungan tidak sebesar dulu. Kalau ada untung sedikit, ya barang yang akan dibeli pembeli sudah kami lepas. Tak berani lagi kami mematok harga tinggi,” kata Hasan.

Ia pun tak tahu sampai kapan kelesuan ekonomi ini akan berlangsung. Sebab, menurut Hasan, saat ini juga persaingan penjualan barang elektronik sangat sengit, bukan hanya antar pedagang. Namun, hadirnya perdagangan online sangat berdampak pada toko-toko konvesional.

“Semoga saja, pertumbuhan ekonomi Kalsel makin meningkat. Itu harapan kami, karena jika perekonomian tumbuh, tentu bisa memengaruhi daya beli masyarakat,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis Sirauddin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.