TRGD Kalsel Rancang Bangun 2 Sumur Bor Tower di Kawasan Bandara
KEBAKARAN lahan yang sering melanda kawasan Guntung Damar, Banjarbaru saat musim kemarau, berdampak pada aktivitas Bandara Internasional Syamsudin Noor Banjarmasin jadi perhatian Tim Restorasi Gambut Daerah (TRGD) Kalimantan Selatan.
MESKI di kawasan itu telah dibangun 50 sumur bor, ternyata tidak berfungsi efektif untuk kegiatan pembasahan maupun pemadaman kebakaran kawasan rawa gambut.
“Selama ini, ketika terjadi kebakaran di kawasan Guntung Damar, Banjarbaru hingga mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Syamsudin Noor, TRGD turut dipersalahkan. Padahal, kawasan itu tidak termasuk kewenangan TRGD karena bukan wilayah kesatuan hidrologi gambut (KHG),” tutur Sekretaris TRGD Kalimantan Selatan, Murakhman Sayuti Enggok dalam kegiatan evaluasi akhir tahun dan rencana kegiatan tahun 2020 di Kantor TRGD Kalsel, Rabu (11/12/2019).
BACA : 600 Personel Diterjunkan Taklukkan Titik Api di Guntung Damar
Padahal, menurut Sayuti Enggok, 50 titik sumur bor yang dibangun di kawasan itu tidak bersumber dananya dari TRGD Kalsel, namun bantuan hibah dari NGO dan dikerjakan LPPM Universitas Lambung Mangkurat.
Kendala yang dihadapi TRGD Kalsel diakui Sayuti juga menyangkut kewenangan wilayah, karena KHG yang ada di Kalimantan Selatan hanya ada empat kawasan. Yakni, KHG Sungai Barito-Sungai Batang Alai (Kabupaten Balangan, Hulu Sungai Tengah dan Hulu Sungai Utara), Sungai Barito-Sungai Alalak (Banjar-Tapin), Sungai Barito-Sungai Tapin (Batola, Hulu Sungai Selatan, HSU dan Tapin), dan Sungai Utar-Sungai Serapat (HSU dan Tabalong).
“Ke depan, kami tengah mengusulkan agar ditambah satu KHG lagi. Yakni, Sungai Martapura-Sungai Maluka hingga bisa mengcover kawasan Banjar, Banjarbaru dan Kabupaten Tanah Laut. Namun, usulan ini masih digodok di Badan Restorasi Gambut (BRG) dan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Semoga saja, disetujui,” kata mantan anggota DPRD Kota Banjarmasin.
BACA JUGA : Sumur Bor untuk Antisipasi Karhutla Gagal, Proyek Siapa?
alah satu lokasi terparah dilanda kebakaran adalah kawasan lahan di sekitar Bandara Syamsuddin Noor yang merupakan lahan gambut. Kebakaran lahan gambut di Guntung Damar wilayah Kecamatan Landasan Ulin ini menimbulkan kabut asap yang mengakibatkan aktivitas penerbangan dan transportasi terganggu.
Menurut dia, walau eksistensi TRGD Kalsel yang merupakan mendapat tugas perbantuan dari BRG tahun 2020 merupakan masa tugas terakhir, usulan pembangunan dua sumur bor tower tetap diusulkan bersumber dana dari APBN.
“Ini karena status Bandara Syamsudin Noor telah menjadi bandara internasional, tentu perlu mengantisipasi sejak dini agar bisa mencegah terjadi kebakaran lahan di kawasan Guntung Damar,” ucap Sayuti.
Menurut dia, dari tujuh provinsi yang didirikan TRG, Kalimantan Selatan termasuk memiliki luasan wilayah tugas terkecil. Hanya kebagian 38.762 hektare untuk dilakukan restorasi gambut, terdiri dari 27.609 hektare area konsesi dengan pemegang konsesi BRG plus 11.153 hektare kawasan lainnya terdiri dari hutan lindung, hutan produksi dan APL tidak berizin.
Sayuti mengungkapkan pada tahun anggaran 2018, pembangunan sumur bor, senat kanal hingga revitalisasi dan revegetasi ditangani LPPM ULM. Telah dibangun 65 unit sekat kanal, 345 sumur bor, 42 hektare revegetasi dan 10 paket revitalisasi ekonomi.
BACA JUGA : Kabut Asap Pekat, Tujuh Penerbangan Delay di Bandara Syamsudin Noor
Sementara, pada tahun anggaran 2019, TRGD mendapat anggaran tugas pembantuan restorasi gambut sebesar Rp 8.152.475.000. Dana itu digunakan untuk pembangunan 55 unit sekat kanal, 150 sumur bor dan enam paket revitalisasi sumber mata pencaharian masyarakat di empat KHG.
“Namun, pada tahun anggaran 2019 memang banyak kendala yang dihadapi, sehingga sekat kanal yang berhasil dibangun hanya 43 unit di empat KHG. Kendala yang dihadapi, yak arena ada penolakan dari masyarakat, adanya sengketa batas desa, hingga akses membawa bahan material terganggu saat musim kemarau,” tutur Sayuti.
Ia memaparkan seperti pembanguna sekat kanal paket 3 di Desa Tatakan, ternyata beririsan dengan pembangunan pintu air permanen pihak SKPD lain, akhirnya terjadi pergeseran lokasi.
“Sedangkan, empat unit sekat kanal di Desa Mantimin, Balangan tidak bisa dilaksanakan karena rencana lokasi tertutup akibat karhutla,” kata Sayuti.
Berbeda dengan di Desa Pandak Daun, Kabupaten HSS justru terkendala pengangkutan bahan material, akibat perahu atau klotok tak bisa terakses ke lokasi.
“Nah, untuk tahun 2020 ini, ada empat paket revitalisasi termasuk perencanaan pembangunan dua sumur bor tower untuk pembasahan kawasan Guntung Damar saat musim kemarau nanti. Semoga saja ada diskresi dan disetujui pemerintah pusat,” imbuhnya.(jejakrekam)