Ketahanan Bahasa Bakumpai Terjaga, Jika Penutur Aktif Menggunakannya

1

SEMINAR bertajuk Melestarikan Budaya dan Bahasa Dayak Bakumpai digelar Kerukunan Keluarga Bakumpai (KKB) Kota Palangka Raya bersama Himpunan Mahasiswa Jurusan Adab Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Palangka Raya (11/12) di Aula Kampus IAIN Palangka Raya, menyuguhkan pemateri ahli bahasa dan antropolog.

KETUA Program Studi Sosiologi FISIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin Setia Budhi Ph.D mengungkapkan bahwa spirit ke-Bakumpai-an harus terpelihara dalam ingatan kolektif orang Bakumpai. Apalagi memasuki era milenial seperti sekarang.

Diakui Setia Budhi, banyak tokoh penting Bakumpai yang telah meninggal dunia. Padahal, menurut dia, kiprah mereka diakui secara lokal dan nasional. Hal itu menjadi tantangan bagi generasi sekarang.

Menyambung hal tersebut, Nasrullah, antropolog ULM yang sering membuat status tentang merawat ke-Bakumpai-an di media sosial, menampilkan praktik kaum milenial dengan memanfaatkan video dubbing Bakumpai di instagram.

BACA : Bahasa Bakumpai Diseminarkan, KKB Palangka Raya Helat Muscab

“Ini menunjukkan cara mereka merawat bahasa dan budaya, meski dari hal-hal yang sederhana dan lucu,” terang Nasrullah.

Sementara para ahli bahasa, Imam Kalyubi dosen IAIN Palangka Raya menyatakan, praktik bahasa Bakumpai dominan digunakan pada masyarakat Kalimantan Tengah.

Sudut pandang makro kebahasaan juga dituturkan Iwan Fauzi. Linguis Universitas Palangka Raya yang telah menerbitkan kamus Bahasa Bakumpai – Indonesia, menyatakan pengguna bahasa memiliki daya tahan bahasanya, jika penutur masih aktif menggunakannya.

BACA JUGA : Berburu Kosa Kata, Dosen UPR Susun Kamus Bahasa Bakumpai-Indonesia

Alumni Universitas Amsterdam Belanda ini menegaskan perlu upaya agar bahasa Bakumpai menjadi muatan lokal di sekolah menengah yang dominan penduduk Bakumpai.

Acara yang dimoderatori Muhammad Iqbal sejarawan IAIN Palangka Raya, mendapat antusias dari para mahasiswa dan undangan. Ini terbukti adanya berbagai tanggapan dan pertanyaan dari peserta seminar.

BACA LAGI : Diaspora Orang Bakumpai dari Barito hingga ke Mahakam dan Katingan (1)

Melihat antusiasi tersebut, salah seorang panitia pelaksana, Supriadi mengatakan pertemuan akademik seperti ini akan dibuat agenda secara berkala pada tahun 2020.(jejakrekam)

Penulis Siti Nurdianti
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.