BRG Kembangkan Program Digitalisasi Gambut PRIMS yang Berbasis Data Valid

0

PRANATA Informasi Restortasi Ekosistem Gambut (PRIMS) yang dikembangkan Badan Restorasi Gambut (BRG) mampu menyajikan data secara digital serta dapat diakses masyarakat luas. Terutama, yang ingin ingin memperoleh data dan informasi tantang kawasan gambut yang ada di seluruh indonesia.

UNTUK restorasi lahan gambut saat ini dikembangkan di tujuh provinsi yang menjadi prioritas BRG mencakup Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah serta Papua.

Nah, hebatnya  fitur-fitur program PRIMS yang diluncurkan sejak Juni 2019 lalu ini, mampu menyajikan data secara rinci terkait perubahan kandungan air di lahan gambut yang tersebar 

Tak hanya itu, perangkat ini pun mampu uptudate setiap tiga jam sekali jika terjadi perubahan-perubahan terkait lahan gambut, dengan mengakses http://prims.brg.go.id

BACA : Gunakan Sunbut untuk Padamkan Kebakaran Lahan Gambut

“PRIMS ini merupakan wahana kami untuk berkomunikasi dengan masyarakat luas dengan menyajikan kondisi atau peta lahan gambut di Indonesia,” ujar Deputi Perencanaan dan Kerjasama BRG, Budi SA Wardana, kepada wartawan, di sela Workshop PRIMS untuk Berita dan Riset yang Akurat lagi Kaya Data di Hotel Aston Banua, gelaran Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta bersama World Resources Institute (WRI) Indonesia bersama AJI Biro Banjarmasin Cabang Balikpapan, Senin (9/12/2019).

Menurut Budi SA Wardana, PRIMS merupakan pirantai untuk memantau perkembangan restorasi dan kondisi lahan gambut yang ada di tujuh provinsi serta program prioritas BRG. Ini karena, BRG ditugaskan untuk merestorasi lahan gambut yang terdegredasi di 7 provinsi.

Adapun area indikatif restorasi lahan gambut untuk prioritas restorasi pasca kebakaran 2015-2017, seluas 956 ribu hektare, gambut lingdung berkanal seluas 4,3 juta hektare, berikutnya gambut tidak berkanal seluas 5,7 juta hektare, gambut budidaya 1,8 juta hektare atau total luasannya mencapai 12,9 juta hektare.

” Dari total area indikatif restorasi lahan gambut BRG memprioritaskan dan menetapkan hingga tahun 2020, seluas 2,67 juta hektare,” beber Budi.

Dengan metode yang server induknya ada di LAPAN RI ini, Budi mengatakan PRIMS mampu memantau area gambut yang luas, berbagai aktor restorasi, inventarisasi kegiatan restorasi dan memantau dampak restorasi dan perhitungan emisi.

BACA JUGA : Menjenguk Benteng Terakhir Lahan Gambut di Hulu Batola

Workshop yang berlangsung selama sehari ini juga diikisi dengan materi memahami realitas hutan gambut di sekitar kita yang dipaparkan Dr Ahmad Kurnain, seorang akademisi hingga pelatihan kepada awak media yang diberikan para pemateri. Seperti pelatihan jurnalisme berbasis data oleh Muhammad Irham dari AJI Indonesia dan Irvan Imansyah dari CNN Indonesia.(jejakrekam)

Penulis Ipik Gandamana
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.