SEKOLAH Jurnalisme AJI Indonesia bekerjasama dengan Australia Embassy dan Permata Bank menggelar Banking Journalist Workshop (BJW) 2019 selama dua hari di Medan, 7-8 Desember 2019.
BJW 2019 diikuti 25 jurnalis media cetak, online dan televisi terpilih dari seluruh Indonesia, seperti Medan, Semarang, Yogyakarta, Pontianak, Banjarmasin, Palembang, Jambi, Pekanbaru, Bengkulu, Batam, dan Aceh.
Ketua AJI Indonesia Abdul Manan mengungkapkan, jurnalis mutlak membutuhkan pengetahuan dalam menghasilkan karya jurnalistik yang bermutu. Dalam meliput isu-isu ekonomi, pengetahuan mendalam menjadi penting. Pengetahuan baik selaras dengan munculnya prespektif bagi jurnalis.
“Sehingga memunculkan kesadaran atau sensitivitas untuk menuliskan isu ekonomi yang penting dan bermanfaat bagi publik,” kata Abdul Manan pada opening ceremony Banking Journalist Workshop (BJW) 2019 di Hotel Radisson, Medan, Sabtu (7/12/2019).
Ia mengatakan, AJI melihat adanya kebutuhan jurnalis akan pelatihan spesifik bertemakan ekonomi. Apalagi tak semua perusahaan media memberikan pelatihan untuk mengasah kemampuan jurnalisnya dalam peliputan ekonomi. Di titik inilah, AJI menyadari pentingnya mengambil peran mendasar tersebut.
BACA : Media Di Persimpangan Jalan, Gubernur Jambi Buka Fesmed 2019
“Permata Bank partner pertama AJI sebelum bekerjasama dengan yang lainnya. Ada titik temu, ada chemistry dalam iklim positif bahwa ketimbang memberikan amplop pada jurnalis saat acara, adalah lebih baik memberi pelatihan agar jurnalis terasah membuat peliputan ekonomi yang baik dan benar,” ucap jurnalis senior ini.
BJW diharapkan memberi pengetahuan dan juga keterampilan (skill) lebih baik pada jurnalis. Pengetahuan yang kemudian menimbulkan prespektif. Perpaduan dari pengetahuan dan keterampilan diyakini bisa menghasilkan karya jurnalistik yang sangat bermanfaat.
“Karya jurnalistisk punya dua model. Jurnalis bikinnya gampang tapi sulit dimengerti pembaca. Ini akan dibuang ke tong sampah. Model kedua, jurnalis rumit bikinnya tapi gampang dimengerti pembaca. Inilah tantangan kita. Dan model kedua ini yang diharapkan bisa lahir setelah BJW ini, sehingga karya jurnalistik memiliki manfaat,” katanya.
Todd Dias, Kepala Bagian Ekonomi, Perdagangan dan Investasi Kedutaan Besar Australia mengatakan, betapa pers memiliki peran yang sangat penting dan kuat bagi jalannya demokrasi. Memberikan edukasi bagi publik dan pemerintahan.
“Pemerintah Australia menyadari betul dampak luas dari fungsi pers pada tatanan publik, Apalagi dalam konteks kerja sama antara negara yang dijalankan oleh Australia. Termasuk dalam mempublikasikan hubungan baik kerjasama bilateral Indonesia dan Australia,” ucap Todd.
BACA JUGA : Fesmed Mengupas Hoaks, Stan AJI Balikpapan Diminati Pengunjung Milenial
Dalam konteks bilateral tersebut, Todd Dias menuturkan kalau media menjadi cara terbaik dan efektif dalam menginformasikan isu ekonomi dan finansial kepada masyarakat.
“Banking Journalist Workshop ini harusnya memberi kontribusi signifikan pada jurnalis. Memberikan cara-cara dan pengetahuan, sehingga jurnalis bisa bekerja lebih efektif. Selanjutnya, bisa membuat liputan finansial berkualitas,” ujarnya.
Richele CI Maramis, Head of Corporate Affairs Permata Bank, mengatakan peran dari reporter dan redaktur teramat penting dalam membangun persepsi masyarakat.
Permata Bank sebagai bank dalam aktivitasnya pasti menginformasikan soal produk, kinerja dan layanan perbankan. Dalam hal ini, Permata Bank menyadari vitalnya peran media.
“Kami ingin menciptakan pemahaman lebih baik lagi lewat BJW ini. Kami menjangkau daerah-daerah. Ini merupakan yang kelima kalinya BJW digelar di luar Jakarta. Sebelumnya ada di Bali, ada di Makassar. Kami melihat daerah-daerah sangat butuh pemahaman lebih dalam lagi,” kata Richele.
Ia menyebutkan bahwa BJW penting bagi jurnalis agar bisa menghasilkan karya jurnalistik yang tepat dan akurat. “Lewat BJW ini, kami sangat berharap wartawan bisa melakukan peliputan ekonomi, baik itu produk, layanan perbankan dan kinerja dengan lebih tepat dan akurat,” pungkas Richele.(jejakrekam)