ALASAN sudah uzur, pipa distribusi air bersih milik PDAM Bandarmasih berdiameter 400 milimeter di kawasan Masjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin, mengalami kebocoran, Kamis (5/12/2019).
DIREKTUR Operasional PDAM Bandarmasih H Supian mengungkapkan kebocoran pipa transmisi air leding itu merupakan sambungan atau koneksi antara IPA 1 Pramuka dengan boster S.Parman.
“Yang pasti, pipa bocor itu sudah berumur lama, sebab dipasang sejak tahun 1996, jadi usianya sudah 23 tahun. Penyebab kebocoran itu, ada pula kayu ulin yang mengenai pipa transmisi sehingga lama kelamaan pipa yang pecah dan bocor,” ucap H Supian kepada jejakrekam.com, Jumat (6/12/2019).
Namun, menurut dia, kebocoran pipa itu bisa segera diatasi tim yang diterjunkan dengan memakan waktu hanya empat jam. Supian mengakui akibat bocornya pipa itu membuat distribusi air sementara mengalami penghentian terutama di kawasan layanan Banjarmasin Utara, seperti zona Universitas Lambung Mangkurat dan HKSN, sekitar tiga jam lamanya.
Alasan klasik pipa bocor yang sudah uzur dikemukakan pihak PDAM Bandarmasih dikritik Ketua Yayasan Lembaga Konsumen (YLK) Kalimantan Selatan Dr Akhmad Murjani.
BACA : Pipa Bocor, Tujuh Ribu Pelanggan PDAM Intan Banjar Krisis Air Bersih
Menurut dia, gara-gara seringnya bocor pipa distribusi atau transmisi memengaruhi kualitas air bersih yang diterima para pelanggan PDAM Bandarmasih. Masih menurut Murjani, untuk memastikan kualitas air yang diterima pelanggan itu benar-benar bersih atau layak minum, maka sudah sepatutnya pihak PDAM Bandarmasih segera menguji ke Laboratorium Kesehatan Provinsi Kalsel atau laboratorium yang ditunjuk sesuai peraturan yang berlaku.
Murjani dengan adanya hasil uji laboratorium, maka air yang dihasilkan PDAM Bandarmasih itu bisa diukur layak atau tidaknya. Mantan Kepala Laboratorium Kesehatan Provinsi Kalsel ini mengatakan hasil uji itu akan membuktikan apakah air yang dihasilkan pabrik air milik Pemkot Banjarmasin itu masuk kategori air bersih atau air layak minum.
“Dengan banyaknya insiden bocornya pipa transmisi sangat berdampak pada keruhnya air tentu tingkat bakteri akan menyebar. Alasannya ini sangat penting demi menjaga kenyamanan dan keamanan bagi pelanggan PDAM Bandarmasih,” paparnya.
Menurut Murjani, selama ini apa yang dialami PDAM Bandarmasih perlu dikuatkan audit, betul atau tidaknya pipa yang ada sudah aus atau lama. Bagi dia, para pengambil kebijakan baik Pemkot dan DPRD Kota Banjarmasin serta Dewan Pengawas PDAM Bandarmasih perlu atensi khusus jika nantinya ditemukan fakta dan data kuat banyaknya pipa yang bocor akibat sudah tua atau uzur.
“Selama ini, publik tidak mendapat informasi yang utuh mengenai jaringan pipa PDAM Bandarmasih berdasar hasil audit. Kalau memang sudah ada, maka para pengambil kebijakan sudah saatnya mengalokasikan dana untuk peremajaan, jangan sampai terjadi tambal sulam yang mengakibatkan terus dibiarkan dan merugikan konsumen,” tutur Murjani.
BACA JUGA : Kejati Kalsel Tahan Lima Tersangka Dugaan Korupsi Proyek Pipanisasi di Kabupaten Banjar
Ia juga mempertanyakan selama ini tampak tidak ada transparansi dengan PDAM Bandarmasih. “Ada apa ini? Nah, kalau ternyata pipa berumur muda bocor, maka patut dipertanyakan. Berbeda jika itu memang pipa lama sudah sepatutnya peremajaan dengan pipa yang baru. Jangan dipaksakan, pipa lama dengan sistem tambal sulam. Jangan sampai masalah ini dibiarkan terus menerus dan terus berulang yang merugikan khalayak banyak sebagai pengguna air olahan PDAM Bandarmasih,” imbuhnya.(jejakrekam)