Kebersamaan Penyintas Bencana pada Momen Kurban

0

HARI raya selalu identik dengan kebersamaan. Menghabiskan waktu dengan keluarga ditemani makanan-makanan khas seperti ketupat dan opor, setelahnya masing-masing bersilaturahmi, mengetuk pintu rumah tetangga dan saling mengucap maaf.

GLOBAL Qurban-Aksi Cepat Tanggap (ACT) selalu berusaha memastikan kebersamaan itu terus tercipta, meski di tengah kesulitan sekalipun. Sebut saja untuk penyintas bencana yang masih tinggal di Hunian Nyaman Sementara (Integrated Community Shelter/ICS) Desa Gondang, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara. Mereka masih belum memiliki tempat tinggal lagi setelah gempa M6,4 mengguncang pada 2018 lalu.

Namun, 85 dulang atau nampan besar yang berisi makanan khas kurban, menjadi penghibur mereka pada Iduladha 2019 lalu. Kala itu, untuk mereka, Global Qurban menyembelih 15 sapi yang diamanahkan para dermawan. Aco, salah satu warga ICS yang telah tinggal selama satu tahun, sangat bersyukur dengan hadirnya bantuan itu.

“Alhamdulillah ada Global Qurban – ACT yang mendistribusikan daging ini ke ICS, sehingga kami bisa ikut merayakan Iduladha tahun ini lewat Syukuran Qurban. Memang syukuran ini sudah merupakan tradisi setiap hari raya. Kalau di Lombok, nama lain Syukuran Qurban ini disebutnya Roah,” kata Aco pada Iduladha 2019 lalu.

Baca : Tradisi Roah: Wujud Syukur Warga Lombok Utara

Tujuan dari Roah tidak lain sebagai salah satu wujud untuk mensyukuri hari-hari raya yang datang. Dalam kebersamaan, warga akan berkumpul sembari menjalin silaturahmi dan mengingat bahwa mereka masih diberikan kesempatan untuk melewati hari raya ini sekali lagi bersama-sama. Kebiasaan tersebut kata Aco tidak pernah terlewat, bahkan ketika gempa besar mengguncang mereka tahun lalu.

“Tahun 2018 itu kan gempanya berdekatan dengan Iduladha juga, ya kita tetap mengadakan Roah. Meskipun pada waktu itu lokasinya memang di pengungsian, dan kita juga masih trauma akan ada susulan. Tapi tetap kita adakan di sini. Awal-awal gempa, tempat ini kan masih tenda-tenda, belum dibangun ICS. Ya sudah, di tengah tenda-tenda itu saja kita makan bersama,” kenang Aco pertengahan Agustus lalu. Hari itu warga Lombok kembali bersyukur mereka masih bisa diberikan kesempatan untuk menjalani hari raya bersama.

Syukuran serupa Roah juga diadakan penyintas bencana di ICS Desa Waymuli Induk, Lampung Selatan. Warga terdampak Tsunami Selat Sunda pada akhir 2018 lalu, berkumpul bersama memasak penganan-penganan dari daging yang disalurkan Global Qurban-ACT.

Syukuran Qurban yang diadakan di ICS Desa Waymuli Induk pertengahan Agustus lalu. (ACTNews/Maulana Malik Ibrahim)

“Kita tingkatkan kekeluargaan, kebersamaan, dan gotong-royong. Jadi tidak ada perbedaan baik yang tinggal di kampung bagian atas maupun kampung bagian bawah. Allah memberi cobaan kepada kita, tentu ada hikmah di balik semua itu,” tutur Rohaidi selaku Kepala Desa Waymuli Induk.

Setelah sambutan dari kepala desa, hidangan-hidangan yang telah dimasak lantas disajikan di atas daun pisang untuk disajikan kepada warga. Lelaki, wanita, dan anak-anak terlihat sangat menikmati hidangan nasi, sate goreng, dan sayur sop kambing tersebut. Tidak jarang mereka saling bercengkerama dan bercanda di sela kegiatan makan bersama yang dikenal dalam Bahasa Sunda, bahasa yang digunakan oleh sebagian besar penduduk Waymuli, sebagai bebancakan.

Baca juga: Syukuran Qurban Pererat Persaudaraan Penyintas Tsunami

Kepala Cabang ACT Lampung Dian Eka Darma Wahyuni pun mengapresiasi penyaluran hewan kurban di Lampung. Kata Dian, sekerat daging yang akan dimasak menjadi sajian nusantara seperti Sate dan Malbi akan membahagiakan masyarakat yang hingga kini masih bertahan di huntara dengan segala keterbatasannya.

“Konsep makan bersama akan memberi stimulan bahagia untuk masyarakat yang pernah kehilangan harta, bahkan keluarga, di Lampung Selatan. Hingga saat ini, kami juga terus membersamai dan mendampingi mereka dengan berbagai program seperti pembangunan infrastruktur dan pembagian paket pangan,” papar Dian.

Sejak pertama berdiri pada 2011, Global Qurban telah menjangkau berbagai daerah di Indonesia untuk distribusinya. Pada 2019 lalu misalnya, sebanyak 34 provinsi dan 249 kabupaten/kota menjadi penerima manfaat dari daging-daging kurban terbaik ini.(jejakrekam)

Penulis Reza Mardhani (ACT)
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.