Pilwali Banjarmasin, Subhan Syarief : Program Kerja Terukur, Dapat Tekan Kemiskinan dan Pengangguran

0

PEMILIHAN calon Walikota Banjarmasin 2020 mendatang, sejumlah figur mulai bermunculan. Dan, yang menarik adalah munculnya nama Subhan Syarief, satu satunya figur yang mewakili kalangan profesional sekaligus praktisi dibidang jasa konstruksi.

SUBHAN yang juga Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi Kalimantan Selatan menunjukkan keseriusannya menyongsong pesta demokrasi tahun depan, dengan mendaftar ke sejumlah partai politik.

Lantas apa yang menjadi keputusan Subhan maju Pilwali mendatang? Penulis Jejakrekam.com Ahmad Husaini berkesempatan mewawancarai Subhan Syarief di kantornya, Senin (25/11/2019). Berikut petikan wawancara dengan ahli arsitek dan tatakota ini.

Banyak yang bertanya apa yang sebenarnya menjadi keputusan Anda untuk memberanikan diri maju di Pilwali Banjarmasin tahun 2020 nanti?

Sebenarnya bila mengacu ajaran Islam tidaklah layak kita mencalonkan diri. Karena amanah adalah sesuatu yang sangat berat dalam pertanggungjawabannya. Terutama tanggung jawab kepada Allah SWT dan kepada manusia. Sehingga jujur saja bahwa kami sebenarnya tidak ada niat untuk mencalonkan diri.  Akan tetapi, setelah mencermati kurun hampir tiga dekade terakhir, ternyata belumlah terlihat muncul pemimpin kota yang mampu dan benar-benar memposisikan diri sebagai figur pemimpin yang amanah, yang serius berpihak kepada warga kota dan rakyat. 

Pemimpin saat ini, masih belum mau memposisikan diri sebagai “pelayan rakyat atau warga”. Mereka lebih banyak bersikap seperti “tuan” yang minta dihormati dan dilayani dengan berbagai fasilitas. Padahal sisi lain kerja mereka terlihat hanya sebatas formalitas tanpa banyak memberi manfaat langsung bagi kepentingan warga kota , terutama hal perbaikan kualitas kehidupan warga miskin di Kota Banjarmasin.

BACA: Jadi Dosen Tamu Di UII Yogyakarta, Subhan Kirim Utusan Ambil Formulir Ke PKB

Apakah itu yang menjadi keputusan Anda untuk maju di Pilwali Banjarmasin?

Ya, dari kondisi itulah yang ujungnya memunculkan ‘bisikan nurani’ , bahwa budaya itu tidak bisa dibiarkan dan akan merusak. Kita juga akan turut bertanggung jawab bila hal tersebut terus terulang terjadi. Harus diberi alternatif contoh bagaimana cara model bercalon yang benar dan bagaimana cara mengemban amanah sesuai yang diajarkan oleh norma,etika dan aturan agama dalam hal menjadi pemimpin. Ini memaksa kami untuk mencalon.

Dalam pandangan Anda, apa sebenarnya persoalan paling mendasar yang harus cepat dibenahi?

Secara garis besar ada beberapa persoalan yang dihadapi Banjarmasin yang mendesak dan harus diselesaikan. Diantaranya, masalah kemiskinan,   yang seolah tidak pernah mau dan bisa diperbaiki, Pertumbuhan kemiskinan masih tinggi ada di kisaran lebih 5 % dari total jumlah penduduk Kota Banjarmasin atau sekitar 40 ribuan warga yang tersebar di 5 Kecamatan. InsyaAllah dengan penerapan konsep kerja yang kami siapkan akan mampu menurunkan kemiskinan minimal 50 %.

Kemudian Persoalan pengangguran. Jumlahnya sekitar 8 ribuan hingga 10 ribuan per tahun yang tidak tertampung oleh berbagai pekerjaan dan usaha.  Melalui penerapan strategi kerja yang kami susun, ditargetkan  Insya Allah dalam 3 tahun kepemimpinan, pengangguran akan bisa diatasi dan ditekan setidaknya sebesar 50 %.

Yang tak kalah penting persoalan narkoba, penyakit masyarakat, premanisme, miras dan lainnya berkembang cukup pesat dan merusak masa depan generasi muda Banjarmasin. Berdasar info bahwa pengguna narkoba di Kalsel mencapai sekitar 2% dari total penduduk Kalsel.  Dan di Kota Banjarmasin pengguna yang terbanyak untuk seluruh wilayah Kalimantan Selatan. Insya Allah penerapan strategi kerja yang kami canangkan dalam masa 5 tahun minimal 50 % pengguna narkoba dan yang lainnya akan menurun.

Terkait SDM, dengan konsep kerja yang kami siapkan maka akan mampu menjadikan SDM Banjarmasin akan menjadi SDM yang produktif, agamis, siap pakai, inovatif, kreatif dan unggul sehingga bisa menjadi terdepan minimal di tingkat regional Kalimantan.

Terkait dengan RPJP Kota 2006 – 2025, melalui penerapan konsep kerja dan strategi yang kami susun akan mampu menargetkan percepatan pencapaian visi  Banjarmasin sebagai kota sungai dan gerbang ekonomi Kalimantan sehingga akan tercapai minimal 30% dalam 5 tahun dan dampaknya PAD Banjarmasin pun akan turut meningkat. Dalam setiap tahun ditargetkan PAD meningkat minimal 10%, Dan Insya Allah kita akan mencapai target visi RPJP Banjarmasin 2006 – 2025.

Apakah persolan yang Anda uraiakan tersebut mampu diselesaikan sesuai dengan apa yang diharapkan?

InsyaAllah. Kita nyakin bila semua hal tersebut dilakukan dengan niat ikhlas mengabdi dan didukung konsep kerja yang matang, komprehensif, serta berkesinambungan. Juga tentu didukung tim kerja yang kuat kami optimis dapat membuat perubahan di Kota Banjarmasin.  Insya Allah kehidupan warga  Banjarmasin dimasa kepemimpinan kami akan lebih baik di semua sisi kehidupan. Kami juga ingin berusaha berjuang memberi contoh model kepemimpinan yang harusnya di jalankan oleh pemimpin yang berniat untuk mengabdi kepada rakyat.

BACA JUGA: Pakar Intakindo Kalsel Dukung Subhan Syarief Mencalon Walikota

Lalu siapa nantinya yang akan mendampingi Anda jika direstui parpol untuk maju di Pilwali Banjarmasin tahun depan?

Kita belum pikirkan sejauh itu, tapi yang jelas pasti komunikasi dengan sejumlah figur masih terbuka, cair dan dinamis jadi segala kemungkinan masih bisa terjadi.

Dan yang terpenting siapapun nantinya yang akan berpasangan dengan kami haruslah se-visi dan satu pandangan untuk membentuk format ideal kepemimpinan kota yang sesuai dengan tujuan utamanya untuk mengabdi bagi kesejahteraan dan kebahagian warga kota.

Harapan utama kami bila ada langkah dariNya menjadi pemimpin , maka kami mencitakan bisa menjadi contoh bagi generasi muda kedepan tentang proses hal tata cara bercalon menjadi pemimpin dan model kepemimpinan yang baik , beretika sesuai kaidah agama dan aturan norma kepatutan.

Sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa terkait dengan hal pencalonan dan pemilihan pengaruh politik transaksional akan besar mempengaruhi dalam hal mendapatkan dukungan bahkan saat pemilihan nanti, bagaimana langkah Anda menyikapi kondisi ini?

Yang jelas seperti awal kami sampaikan tadi bahwa kita ingin memberikan model alternatif calon yang bermartabat dan sesuai norma, etika dan terutama ajaran agama. Hal transaksional yang seolah sudah menjadi budaya wajib kita ubah dan lawan bersama. Kalau dibiarkan maka kita semua akan menanggung dosa kolektif. Semua pihak akan berdosa,  lembaga politik, figur yang mencalon, masyarakat yang memilih, tokoh masyarakat, tokoh agama dan juga lembaga pengawas politik dan pemerintah (eksekutif, legislatif dan yudikatif). Kalau dibiarkan maka akan merusak sendi sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Oleh sebab itulah kami ingin menawarkan model lain, kami ingin ajak semua konstentan dan partai politik mau dan siap menjalankan persaingan melalui adu konsep, adu ide, adu narasi tentang visi dan misi yang mau ditawarkan kepada warga kota.

Kita semua harus mulai terapkan “fair play” dan wajib mendukung kalau ada calon yang memang memiliki kemampuan , integritas disertai visi dan misi yang sesuai dan mampu mengatasi berbagai persoalan kota Banjarmasin.

Kalau Banjarmasin dan Warga Kota mau membuat Perubahan lebih baik pada kota ini maka ini saatnya. Usung dan dukung calon yang memang memiliki kemampuan dan punya niat kuat untuk mengabdi dan untuk menjadi ‘melayani warga kota’.

BACA LAGI: Berkas Lengkap, Subhan Syarief Suguhkan Buku Jika Aku Jadi Walikota

Pertanyaan terakhir, seandainya Anda tidak direstui partai untuk Pilwali Banjarmasin mendatang, apa langkah Anda selanjutnya?

Jujur saja, bagi kami tidaklah terlalu penting kami dicalonkan atau tidak. Kepentingan utama kami hanya ingin ajak semua pihak untuk buat paradigma baru dalam hal proses pencalonan  dan kriteria dalam memilih dan mengusung pemimpin kota.

Kota Banjarmasin harus bisa menjadi contoh untuk berani mengusung dan memilih pemimpin dengan bermartabat, jauh dari hal transaksional dan politik patronisasi atau kekeluargaan.

Kalau kita masih terapkan dan biarkan model atau budaya lama subur maka semua pihak yang terlibat akan memikul dosa besar dan akan mempertanggung jawabkan kerusakan yang ditimbulkan bagi generasi depan.

Model rekrutmen pemimpin seperti itu pasti akan sulit membuat terobosan agar kota ini menjadi maju dan berkembang , terutama mampu mensejahterakan dan membahagiakan segenap warga penghuni kota.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.