Kompor Kaleng Bekas Inovasi Bhabinkamtibmas Alalak Tengah Kini Laris Manis

0

MENANGKAP kegelisahan warga Alalak Tengah akan langkanya LPG tabung 3 kilogram, Bhabinkatibmas Alalak Tengah Aiptu Joko Susilo melakukan inovasi. Ternyata, kompor bekas kaleng cat dan minyak cat itu digemari warga Alalak Tengah dan sekitarnya.

IDE untuk membuat kompor kaleng berbahan bakar potongan kayu kecil ini terinspirasi dari limbah kayu yang dibuang, tanpa ada dimanfaatkan warga untuk keperluan sehari-hari. Terutama di kawasan Alalak Tengah yang berdiri banyak pabrik semi modern pengolahan kayu.

“Saya berpikir, kalau serbuk kayu atau gabuk kalau masyarakat di sini menyebut itu sudah berharga. Sedangkan, potongan kayu agak besar dijadikan bahan bakar, atau dimanfaatkan untuk keperluan lainnya. Tapi, potong-potongan kayu itu menjadi limbah tak berharga, sayang kalau dibuang,” cerita Bhabinkamtibmas Alalak Tengah, Aiptu Joko Susilo kepada jejakrekam.com, Minggu (17/11/2019).

BACA : Jelang Akhir Tahun, Pertamina Pastikan BBM dan LPG di Kalimantan Aman

Belajar dari video pembuatan kompor kaleng yang diunggah warganet asal Thailand, Joko Susilo pun berpikir dalam untuk menerapkannya dengan kondisi yang ada di tempatnya mengabdi.

Kebetulan, saat itu, ada kaleng bekas cat, dempul dan minyak cat yang berhamburan dari sebuah bengkel kayu pembuatan furniture di Alalak Tengah. Kemudian, Joko pun ambil untuk mengolah sebuah kompor mini berbahan bakar kayu dengan pemicu botol-botol bekas minuman ringan, tanpa bensin atau minyak tanah.

“Eh, ternyata menyala dengan bagus. Saya coba terus dengan membuat sirkulasi udara mirip kompor hook, dengan lubang kecil-kecil untuk sistem pengapiannya agar lebih stabil,” ucap Joko.

Keren. Ternyata inovasi Joko membuahkan hasilnya. Kompor kaleng bekas cat dan dempul itu ternyata menyala dengan sempurna, tak kalah dengan kompor gas. Bahkan, abu dari potong kayu itu menjadi serbuk yang bisa dimanfaatkan untuk menyuburkan tanah. Sedangkan, gelas-gelas plastik sisa minuman instan, bisa mengurangi volume sampah, karena dibakar sebagai pemicu api.

BACA JUGA : Hiswana Migas Dukung Wacana Larangan Pembelian LPG Bersubsidi di Tingkat Pengecer

Dari kaleng ukuran satu kilogram, hingga lima kilogram, Joko mengatakan nyala api bisa bertahan lama, bahkan bisa digunakan layaknya kompor gas, bahkan lebih irit karena bahan bakunya bisa didapat warga di sekitaran pabrik yang dianggap limbah tak berharga.

Inovasi kompor kaleng bekas karya Aiptu Joko Susilo yang menyala sempurna.

“Saya prihatin melihat warga yang harus antre mengambil gas melon di pangkalan. Ini belum lagi harganya bisa naik, bahkan belakangan juga langka,” kata Joko.

Gayung bersambut, kompor karya polisi yang sudah mengabdi empat tahun di Kelurahan Alalak Tengah ini pun diminati warga. Walau awalnya harus meyakinkan warga untuk beralih ke kompor kaleng penuh perjuangan, ternyata respon positif berbuah manis didapat Joko.

Ia pun tak membandrol harga untuk karya inovasinya itu. Niat Joko hanya untuk membantu warga yang kesulitan mendapatkan gas LPG di tengah permainan para spekulan.

BACA JUGA : Konsumsi Meningkat, Pertamina Tambah Stok LPG 3 Kg

Solusi yang ditawarkan Joko Susilo ini pun kini dibalas baik warga dengan memesan untuk dibuatkan kompor kaleng. Padahal, Joko sendiri sudah siap berbagi ilmu cara baik untuk membuat kompor kaleng. Asalkan ada kaleng bekas, minimal dua buah, Joko siap mempraktikkan cara membuat kompor kaleng bekas itu.

“Untuk membuat kompor kaleng itu sangat mudah dengan peralatan sederhana seperti pisau, paku, palu dan lainnya. Asalkan, tepat untuk membuat sirkulasi udara, sistem pengapian yang akan sempurna. Karena nyala api itu akan bertahan lama, dan bisa dipakai lebih efisien dan efektif untuk keperluan memasak,” tutur pria yang pernah bertugas di Polsek Banjarmasin Selatan ini.

Lucunya, gara-gara orderan pembuatan kompor kaleng bekas ini banyak, Joko pun terpaksa berburu mencari kelang bekas. Hingga rumahnya pun dipenuhi kaleng-kaleng bekas untuk dibuatkan satu per satu kaleng, di sela waktu senggang dalam bertugas mengabdi masyarakat. Tak mengherankan, jika dalam boks sepeda motor dinas Joko, berisi beberapa kompor kaleng bekas yang siap diberikan kepada warga.

Bukan hanya warga Alalak Tengah, para peminat kompor kaleng Mas Joko, begitu warga menyebutnya ini juga datang dari desa tetangga, seperti Desa Pulau Alalak dan Desa Pulau Sewangi, Kecamatan Alalak, Kabupaten Batola.

Saat libur tugas, Joko pun dengan penuh semangat dan ikhlas mengajarkan warga untuk membuat kompor kaleng bekas tanpa harus dibayar. Ia pun berdialog dengan warga, terkadang tak memakai pakaian dinas agar tak berjarak.

Menurut dia, pengabdian kepada masyarakat itu tak mengenal batas. Bahkan, Joko pun tak risau jika kompor kalengnya itu ditiru orang. Walau, Joko punya keinginan untuk mempatenkan karyanya itu, bukan untuk keperluan bisnis, tapi semata-mata agar inovasinya itu diakui sebuah buah pikiran dan tangannya.

“Sebenarnya, sewaktu masih aktif di Pramuka waktu di SMA, saya senang membuat hal-hal semacam itu. Kalau bicara tangan luka, sudah biasa saat membuat kompor kaleng itu,” kata Joko, merendah.

BACA LAGI : Azan Bersahutan, Belasan Rumah di Alalak Tengah RT 12 dan 13 Dilahap Si Jago Merah

Pujian pun datang dari Ketua RT 13 Kelurahan Alalak Tengah, Yusran yang mengaku warga justru sangat terbantu dengan adanya kompor kaleng itu. Menurut Yusran, padahal kompor kaleng buatan Joko itu bisa dibeli, namun justru digratiskan bagi warga. Ini ditambah, kompor kaleng jauh lebih aman dibandingkan kompor gas.

“Inilah yang membikin kami salut. Kaleng dan kayu, serta gelas plastik yang berserakan di kampung ini ternyata bermanfaat di tangan seorang Bhabinkamtibmas Alalak Tengah ini,” kata Yusran.(jejakrekam)

Pencarian populer:kompor dari kaleng cat,Kompor kayu antik dari kaleng,cara membuat kompor dari kaleng,kompor kaleng bekas,kompor wadah bekas,membuat kompor dari kaleng,www cara buat kompor masak berbahan limbah kering dan listrik@
Penulis Sirajuddin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.