Media di Persimpangan Jalan, Gubernur Jambi Buka Fesmed 2019

0

GUBERNUR Jambi  Fachrori Umar secara resmi membuka Festival Media (Fesmed) 2019 helatan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) berlangsung selama dua hari 16-17 November 2019 di Kota Jambi.

GUBERNUR Fachrori Umar dalam pidatonya memuji tema yang diangkat dalam Fesmed 2019 sangat faktual dengan kondisi sekarang.

“Digitalisasi menyebabkan Disrupsi’ di semua lini, karena itu kita harus mempersiapkan diri, lebih kreatif dan inovatif,” kata Fachrori Umar.

Menurut dia, antisipasi tidak hanya dilakukan oleh sektor swasta namun kalangan pemerintahan juga harus mempersiapkan diri.

“Saat ini, teknologi dapat diakses hampir semua kalangan. Informasi berkembang pesat dan cepat. Dampak positifnya mengedukasi kesadaran masyarakat,” ucapnya.

BACA : Petisi Dewan Pers, IJTI, AJI, PWI, LBH Pers dan LPDS Menolak RKUHP

Namun, menurut dia, kredibilitas informasi bisa saja bias. Acara yang digelar organisasi profesi jurnalis ini ini diharapkan bisa mengedukasi masyarakat dan jurnalis menyampaikan info akurat dan jelas dari sumber terpercaya kredibilitasnya.

Sementara itu, Ketua Ketua AJI Indonesia, Abdul Manan mengungkapkan saat ini media mengalami disrupsi. “Hal ini ditandai dengan orang berkurang baca koran, karena pindah ke gadget. Wartawan tidak lagi memonopoli sumber informasi karena ada medsos dan jurnalisme warga,” urai dia.

Stan AJI Kota Balikpapan dalam Fesmed 2019 yang digelar di Jambi.

Menurut Abdul Manan, pemanfaatan medsos, diakui atau tidak turut berkontribusi menutup media. “Tetapi keberadaan nya juga membahayakan bagi informasi yang tidak seimbang, tidak bisa cek fakta. Informasi yang disampaikan tidak bisa dipertanggungjawabkan,” terang wartawan Tempo itu.

BACA JUGA : Memasuki Tahun Politik, AJI Imbau Jurnalis Jaga Independensi dan Profesionalisme

Di depan para tamu undangan, Ketua DPRD Jambi Edi Purwanto, Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan,  pers mahasiswa dan NGO, Manan mengatakan, saat ini AJI memiliki 1.800 anggota di seluruh Indonesia dan 38 cabang.

Organisasi profesi jurnalis itu fokus pada advokasi kebebasan pers, profesionalisme jurnalis, advokasi yang berhubungan dengan regulasi, dan kesejahteraan wartawan.

“Kita tahu sebagian besar jurnalis belum sejahtera. Namun demikian yang membedakan organisasi ini dengan organisasi media lainnya adalah anggota AJI tidak boleh terima amplop. Hal itu merupakan bagian dari upaya menjaga independensi profesi sebagai anjing penjaga,” kata Abdul Manan. 

Senada itu, Ketua Panitia Fesmed, Suang Situmorang mengungkapkan, saat ini tercatat 25 AJI Kota berpartisipasi. Ditambahmedia, NGO, perusahaan swasta, dan pers kampus. “Akan ada 11 workshop, pameran, dan acara lainnya  yang akan diikuti 2 ribu orang,” tutur Suang Situmorang.(jejakrekam)

Penulis Didi GS
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.