Paman Birin Vs Denny, Figur Membumi di Hulu Sungai Penentu Kemenangan

0

TARUNG satu lawan satu (head to head) akan tersaji dalam pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Kalimantan Selatan pada September 2020 nanti. Ini setelah munculnya sang penantang, pakar hukum tata negara Denny Indrayana akan berhadapan dengan Gubernur Kalsel petahana, Sahbirin Noor.

PENGAMAT politik FISIP Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al Banjary (Uniska MAB), Dr M Uhaib As’ad memprediksi pertarungan perebutan kursi orang nomor satu di Kalsel, hanya diiikuti dua pasangan calon (paslon). Meski pun ada figur alternatif, tidak terlalu berpengaruh.

“Satu sisi petahana, Paman Birin (Gubernur Kalsel Sahbirin Noor) didukung koalisi parpol besar dan penantang, Denny Indrayana disokong sejumlah parpol lainnya. Untuk peluang calon independen di Pilgub Kalsel 2020 seperti nyaris tertutup, ini karena Pangeran Khairul Saleh hampir bisa dipastikan konsentrasi di Komisi III DPR RI mewakili Fraksi PAN,” tutur Uhaib As’ad kepada jejakrekam.com di Banjarmasin, Minggu (3/11/2019).

BACA : Figur Habib dalam Pusaran Politik Kalsel yang Ternyata Lebih Menjual

Sementara, beber Uhaib, untuk kans mantan Walikota Banjarmasin H Muhidin yang juga Ketua DPW PAN Kalsel hingga kini belum ada kejelasan, apakah bakal maju berlaga atau malah hanya menjadi pendamping dari figur yang berlaga di suksesi 2020.

Doktor jebolan Universitas Brawijaya (UB) Malang ini melakukan simulasi siapa saja yang akan mendampingi Denny Indrayana sebagai pendatang baru di kancah politik Kalsel, meski namanya moncer di ranah nasional.

Uhaib coba menginventarisir sejumlah nama yang bakal disandingkan dengan Denny Indrayana. Yakni, anggota DPR RI dari Partai Golkar Hasnuryadi Sulaiman, senator DPD RI asal Kalsel Habib Abdurrahman Bahasyim atau Habib Banua, Walikota Banjarmasin Ibnu Sina, Martinus (mantan Kepala Dinas PU Kalsel), termasuk Pangeran Khairul Saleh.

BACA :  Ada Wahid, Iskandar dan Rosehan, Paman Birin : Duet Saya Tergantung Koalisi

Sementara, masih menurut Uhaib, di kubu petahana Paman Birin, kini sudah mengerucut tiga nama yang bakal mendampinginya, yakni Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) dua periode Abdul Wahid, mantan Wakil Gubernur Kalsel yang juga anggota DPRD Kalsel asal PDIP HM Rosehan Noor Bachri dan terakhir, mantan anggota DPR RI dari Golkar, Gusti Iskandar Sukma Alamsyah.

“Jika disimulasikan, maka kans Habib Banua menjadi pendamping Denny Indrayana melawan Paman Birin berduet dengan Abdul Wahid lebih berpeluang jadi kontestan Pilgub Kalsel. Mengapa? Ya, baik Denny Indrayana maupun Paman Birin itu sama-sama punya kekuatan massa di poros pesisir, Kotabaru, Tanah Bumbu, Tanah Laut dan ibukota Banjarmasin dan Banjarbaru. Jadi, keduanya butuh figur yang bisa membumi di zona Hulu Sungai atau Banua Anam,” tutur Uhaib.

Nah, menurut Uhaib, nama Hasnuryadi Sulaiman atau Hasnur dan Walikota Ibnu Sina serta Martinus atau Pangeran Khairul Saleh jelas tidak mengakar massa pendukungnya di zona Hulu Sungai.

BACA JUGA : Politik Masih Cair, Bupati HSU Serius Ingin Berduet dengan Paman Birin

“Sebaliknya, Paman Birin walau petahana yang memiliki infrastruktur di jalur birokrasi, tentu butuh figur yang dikenal di wilayah Banua Anam. Sangat jelas, peta pertarungan di Pilgub Kalsel adalah tiga zona, pesisir, wilayah perkotaan (Banjarmasin, Martapura dan Banjarbaru) dan hulu sungai,” tuturnya.

Magister lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini mengatakan sosok yang paling tepat dengan tipikal pemilih Kalsel yang masih tradisional bagi Denny Indrayana adalah sosok Habib Banua.

Faktanya, beber Uhaib, Habib Banua mampu merebut kantong-kantong suara yang merata di Kalsel dengan 394.026 suara dalam perebutan kursi senator di Pemilu 2019. Yakni, di Kabupaten Banjar meraup 62.183 suara, di Tanah Laut dengan 30.020 suara, Banjarmasin (59.741 suara) dan menjuarai kawasan Hulu Sungai.

BACA JUGA : Langkah Denny Indrayana Berlaga di Pilgub Kalsel Patut Ditiru Tokoh Banua

“Bandingkan dengan raihan suara Hasnuryadi apalagi Ibnu Sina atau figur lainnya. Meski dari sisi finansial politik, mungkin Habib Banua masih plus minus, namun sosok habib jelas sangat berpengaruh di pemilih Kalsel. Sebab, Denny Indrayana memang butuh pendamping yang mampu menggerus suara petahana di wilayah Hulu Sungai,” tutur Uhaib.

Sedangkan, beber Uhaib lagi, sosok petahana Paman Birin tentu juga memerlukan figur yang bisa mencuri suara di wilayah Hulu Sungai.

“Dari simulasi sederhana ini akan tergambar pertarungan sengit satu lawan satu di Pilgub Kalsel 2020. Namun, saya ingatkan agar petahana itu harus belajar dari pengalaman ketika incumbent, Gubernur Sjachriel Darham di Pilkada 2005 silam bisa dikalahkan penantangnya, Rudy Ariffin yang merupakan Bupati Banjar,” urai Uhaib.

BACA LAGI : Sebut Pulang Kampung, H Abidin Ajak Parpol Lain Usung Denny Indrayana

Peneliti politik internasional ini mengatakan kemenangan di Pilgub Kalsel juga membutuhkan kerja mesin parpol pengusung. Hal ini, masih menurut Uhaib, belum lagi dampak dari laga Pilpres 2019 yang masih menyisakan residu kubu antara O1 (Jokowi-KH Ma’ruf Amin) dan 02 (Prabowo Subianto-Sandiaga Uno) turut mewarnai Pilgub Kalsel 2020.

Acuan analisis Uhaib juga pada hasil Pilkada Kalsel 2015 silam, dimana selisih suara antara duet Sahbirin Noor-Rudy Resnawan (Birin-Rudy) dengan Muhidin-Gusti Farid Hasan Aman sangat tipis hanya satu persen. Di mana, Birin-Rudy  meraup 739.588 suara (41,09 persen) berbanding dengan suara Muhidin-Farid maju jalur independen 725.585 suara atau 40,31 persen.

BACA JUGA : Dua Noor Terwujud? Kans Rosehan Berduet dengan Paman Birin Menguat

“Makanya, jika nanti pertarungan Denny Indrayana versus Paman Birin di Pilgub Kalsel 2020 terjadi, maka laga sengit bakal tersuguh dengan selisih suara yang kemungkinan tipis,” imbuh Uhaib.(jejakrekam)

Penulis Didi GS
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.