Konsep Jembatan Kembar Sulawesi Dilanjutkan Tahun Depan

0

KONSEP jembatan kembar diterapkan di Jembatan Sulawesi akan segera terealisasi. Direncanakan pada 2020 mendatang, usai Jembatan Sulawesi pertama rampung akan dilanjutkan penggantian jembatan ulin dengan model beton yang sama.

JEMBATAN Sulawesi dengan konstruksi melengkung di atas Sungai Kuin telah rampung digarap dengan dana Rp 8,5 miliar pada awal 2017 silam. Namun, akibat terkendala pembebasan lahan, proyek jembatan kembar ini sempat terhenti tiga tahun, hingga tahun depan akan dilanjutkan lagi.

Dengan model jembatan kembar di akses penghubung Jalan Jami, Kelurahan Sungai Jingah dan Jalan Sulawesi, Kelurahan Pasar Lama itu bisa terwujud pada 2020 mendatang.

“Insya Allah, pada 2020 mendatang, lanjutan jembatan kembar di Jembatan Sulawesi akan kami lanjutkan lagi,” ucap Kepala Bidang Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin, H Rustam kepada jejakrekam.com, Sabtu (2/11/2019).

BACA : Oprit Jembatan Sulawesi Dibebaskan, Pemilik Mulai Bongkar Bangunan

Ia mengungkapkan pembangunan Jembatan Sulawesi II itu akan dibarengkan dengan pelebaran Jalan Masjid Jami untuk akses ke Masjid Jami Sungai Jingah serta penataan kawasan itu.

“Untuk pembebasan lahan sudah disepakati antara pemilik ruko dan rumah dengan Pemkot Banjarmasin. Jadi, semua bangunan yang ada telah dibebaskan dan harus dibongkar habis untuk pelebaran jalan,” kata Rustam.

Ia mengungkapkan usulan dana pembangunan Jembatan Sulawesi II dalan RAPBD tahun anggaran 2020 telah diajukan ke DPRD Kota Banjarmasin, sehingga jika disetujui parlemen kota bisa dilanjutkan lagi.

“Pembangunan Jembatan Sulawesi dengan model kembar sudah selayaknya segera dibangun. Sebab, tingkat kemacetan di kawasan Jalan Sulawesi dan Masjid Jami sudah cukup parah. Terutama, saat berada di perempatan kawasan oprit. Terlebih lagi, saat ada pengajian rutin di Masjid Jami Sungai Jingah,” kata Rustam.

BACA JUGA : Belum Difungsikan, Jembatan Sulawesi Tunggu Penyelesaian Oprit

Ia mengakui pertumbuhan kendaraan bermotor di Banjarmasin sangat tinggi, namun tak diimbangi dengan peningkatan ruas jalan yang ada.

“Ya, untuk mengatasi kemacetan di Banjarmasin tak bisa hanya mengandalkan pembangunan jalan, namun harus terintegrasi dengan transportasi umum. Ini salah satu solusi dalam mengatasi kemacetan di beberapa titik yang ada di kota ini,” imbuh Rustam.

Terpisah, anggota Komisi III DPRD Kota Banjarmasin, Sukhrowardi memastikan dewan akan merespon segala usulan dari pihak eksekutif berkenaan dengan kepentingan publik. Termasuk, pembebasan lahan untuk pelebaran Jalan Masjid Jami dan pembangunan Jembatan Sulawesi II.

“Walau RAPBD Banjarmasin tahun anggaran 2020 mengalami defisit cukup besar, namun untuk skala prioritas seperti pembangunan jembatan dan pelebaran jalan di kawasan Jalan Masjid Jami patut didukung dan disetujui dewan. Sebab, yang menikmati dari pembangunan itu adalah masyarakat banyak,” kata Ketua Fraksi Golkar DPRD Kota Banjarmasin ini.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.