Konsentrasi Produksi Ternak, Rektor Uniska Dikukuhkan Jadi Guru Besar

0

UNIVERSITAS Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al Banjari, menorehkan tinta emas. Sejak pertama kali berdiri, hampir lima dasawarsa lalu, kampus hijau yang berpusat di Jalan Adhyaksa Banjarmasin ini resmi mengukuhkan guru besar.

ADALAH Prof Abdul Malik, Msi, Ph.D resmi menjadi guru besar Uniska dalam bidang produksi ternak dikukuhkan pada sidang terbuka Senat Uniska MAB di Hotel Novotel, Banjarbaru, Sabtu (2/11/2019).

Di hadapan citivitas akademika Uniska MAB, Abdul Malik membawa orasi ilmiah berjudul optimalisasi efisiensi reproduksi melalui resingkronisasi estrus dalam upaya meningkatkan populasi sapi potong.

Malik mengatakan beberapa strategi perlu dilakukan untuk optimalisasi efesiensi reproduksi sapi potong di Kalsel khususnya, Indonesia secara umumnya agar dapat mendukung tercapainya percepatan swasembada daging nasional.

BACA : Fakultas Ekonomi dan Hukum Uniska Diminati Banyak Pendaftar

“Peningkatan konsumsi protein hewani asal ternak terus meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan masyarakat dan laju pertumbuhan penduduk sehingga diperlukan usaha untuk mengantisipasinya,” beber Rektor Uniska MAB ini.

Doktor jebolan UPM Malaysia ini menjelaskan peningkatan efesiensi reproduksi harus diupayakan seperti sinkronisasi dan resinkronisasi guna meningkatkan sapi potong, sehingga ketergantungan impor bisa ditekan setiap tahunnya.

“Perluasan pelaksanaan sinkronisasi yang dilanjutkan dengan resingkronisasi estrus tahap 1,2,3 dan seterusnya bagi sapi yang tidak bunting pasca pemeriksaan kebuntingan dini merupakan upaya yang harus disosialisasikan untuk memperpendek calving interval pada sapi potong,” kata Malik.

BACA JUGA : Demi Stabilitas Nasional, Pakar Politik Uniska Sarankan Jokowi Terbitkan Perppu KPK

Bagi Malik, pengembangan dan pemanfaatan teknologi peternakan serta pendampingan teknologi reproduksi, pakan dan kesehatan hewani merupakan suatu keharusan agar tata laksana pemeliharaan yang ramah lingkungan, murah dan mudah dilaksanakan peternak.

“Sinkronisasi yang dilanjutkan dengan resinkronisasi estrus sampai pada tahap II tidak menunjukkan perbedaan terhadap profil estrus, angka kebuntingan dan profil hormon reproduksi. Namun, perlu dilakukan kajian penunjang lainnya terutama dengan mengkombinasikan penambahan pakan tambahan seperti UM3B guna mendorong keberhasilan program tersebut,” tandas Malik.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.