Cegah Pernikahan Dini, BKKBN Dirikan Sekolah Siaga Kependudukan

0

RAPAT Koordinasi (Rakor) Kependudukan Kota Banjarmasin tahun 2019 digelar di SMPN 4 Banjarmasin, Selasa (29/10/2019). Rapat ini pun langsung dibuka Plt Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalsel, H Ramlan.

FORUM ini digelar untuk menyikapi fenomena bonus demografi yang tengah melanda Indonesia, akibat menurunnya angka total fertitily rate (TFR) melalui program keluarga berencana (KB).

Plt Kepala BKKBN Kalsel, H Ramlan mengatakan bonus demografi yang terjadi saat ini adalah pada usia produktif (15-54 tahun) yang proporsinya lebih dari 50 persen dari total penduduk Indonesia.

“Ya, jika dibandingkan dengan kelompok usia non produktif  (0-14 tahun) dan lebih dari usia 60 tahun. Makanya, bonus demografi harus dimanfaatkan, apakah nanti bisa membawa berkah atau malah jadi musibah,” ucap Ramlan.

BACA : Pernikahan Dini Marak Picu Tingginya Angka Perceraian di Kalsel

Untuk itu, Ramlan berharap agar perlu penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas agar penyediaan tenaga kerja dalam bonus demografi benar-benar tepat sasaran.

“Salah satu upaya BKKBN dalam dampak negatif dari kependudukan adalah peningkatan literasi di lembaga pendidikan melalui program Sekolah Siaga Kependudukan,” ucap Ramlan, yang meresmikan SMPN 4 Banjarmasin sebagai salah satu lokasinya.

Ia mengatakan sasaran yang dituju kepada para siswa SMP dan SMA sederajat agar bisa menghindarkan diri dari pernikahan dini. “Bagaimana pun, pernikahan dini sangat rentan dengan perceraian. Yang menjadi korban adalah anak-anak kita sendiri,” ucap Ramlan.

Di Banjarmasin sendiri, sudah ada tiga sekolah siaga kependudukan selain SMPN 4 Banjarmasin di Jalan Teluk Tiram. Sekolah lainnya adalah SMKN 4 Banjarmasin dan SMPN 35 Banjarmsin.

Sementara itu, Kepala SMPN 4 Banjarmasin Syahrida bersyukur sekolahnya ditunjuk sebagai salah satu sekolah siaga kependudukan oleh BKKBN dan Pemkot Banjarmasin.

“Untuk tahun depan, kami sudah menyiapkan program untuk mencegah pernikahan dini dari siswa-siswa yang ada. Apalagi, di sini ada ratusan siswa yang bersekolah,” ucap Syahrida.

BACA JUGA : Memprihatinkan, Angka Pernikahan Dini di Kabupaten Banjar Masih Tinggi

Sedangkan, Najwa Yasmin, siswa kelas 9 SMPN 4 Banjarmasin mengatakan menikah di usia muda jelas banyak akibat burukya. “Sebab, kita masih labil dalam emosi, sehingga mudah disulut perceraian,” katanya.

Ia mengatakan usai tamat dari SMP akan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, hingga nantinya bisa bekerja dan matang, baru menikah.(jejakrekam)

 

Penulis Sirajuddin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.