Jokowi Periode Kedua Dikupas di Kampung Buku

0

AHMAD Suaedy, penulis buku Jokowi Periode Kedua terbitan LKiS Yogyakarta, hadir ke Kampung Buku, Jalan Sultan Adam, Banjarmasin untuk mendiskusikan buku yang ditulisnya, Jumat (25/10/2019) malam.

SEJUMLAH pendapat melalui hasil penelitian yang memotret Indonesia dilakoni Suaedy. Hasil potretnya menggambarkan Indonesia yang masih bermasalah dalam soal toleransi. Namun faktanya, pemenang pemilu dipersepsi sebagai pengusung toleransi, diungkapkan Ahmad Suaedy dalam mengawali paparannya.

“Karena itu, kita tidak dapat mengatakan bahwa pemilu ini pertarungan antara agama dan sekuler. Pemenangnya bukan yang sekuler ataupun yang agama. Kita sedang menemukan yang disebut populis oligarki, yang mengemas agama dan sekuler sekaligus untuk kepentingan politik,” papar Suaedy.

BACA :Toleransi Pemilih Kalsel Masih Tinggi dengan Politik Uang

Dia menyebut apa harapan kita terhadap Jokowi? Harapan utama adalah soal kewarganegaraan. Berikutnya, soal agama, pemeluk agama minoritas dan bagaimana cara menyelesaikannya.

“Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid, Presiden RI ke-4) pernah mencabut larangan Konghuchu. Karena itu larangan terhadap Ahmadiyah harus dicabut, maka masalah diskriminasi selesai,” ungkap Suaedy.

Mantan Direktur Eksekutif The Wahid Institute ini megungkapkan pada tahun ini, ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU) telah mengeluarkan larangan menyebut kata kafir.

“Karena semua kata kafir tidak ada yang relevan dengan Indonesia. Kata kafir harus dihapus dalam relasi sosial. Dalam ajaran tentu masih ada, karena teksnya ada,” ucap anggota Ombudsman RI periode 2016-2021 ini.

BACA JUGA :Hoaks dan Intoleransi Semakin Masif, Romo Magnis: Negara Harus Bertindak Tegas

Dalam bedah buku di Kampung Buku, tampak hadir budayawan Kalsel YS Agus Suseno, Arif, Isra Ramli, Nurdin dan Noval turut aktif memberikan pendapat dalam diskusi tersebut. Acara dipandu Kepala Ombudsman Perwakilan Kalsel Noorhalis Majid merupakan gelaran LK3 Banjarmasin, Forum Komunikasi Pemerhati RRI Banjarmasin dan Komunitas Kampung Buku.

YS Agus Suseno mempertanyakan semangat investasi dari Jokowi yang berpotensi mengundang kerusakan alam. Isra Ramli menanyakan soal kenapa isu identitas naik?

“Perlu ada perubahan paradigma dalam mengurus Indonesia ini,” kata Ahmad Suaedy. Dia menyebut perubahan itu bisa dari atas ataupun dari bawah.

Soal radikalisme yang semakin menguat juga diangkat oleh Ahmad Suaedy. Dia berpendapat, penyelesaian radikalisme akan dihadapi dengan radikalisme dalam bentuk yang lain, sehingga tidak menyelesaikan masalah. (jejakrekam)

 

Penulis Ahmad Husaini
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.