Gawat! Kecanduan Gawai, 7 Anak di Kalsel Alami Gangguan Kejiwaan
INI peringatan bagi para orangtua. Hingga kini, di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Sambang Lihum terdata 7 anak-anak yang terpapar gangguan kejiwaan, akibat kecanduan gadget atau gawai.
DIREKTUR RSJD Sambang Lihum dr IBG Dharma Putra mengungkapkan fenomena anak yang kecanduan gawai atau ponsel pintar, bak gunung es. Ia memperkirakan justru banyak anak yang mengalami gangguan kejiwaan akibat kecanduan dengan piranti canggih itu.
“Untuk sementara, memang ada tujuh anak yang terpapar mengalami gangguan kejiwaan akibat kecanduan gawai. Tentu jumlahnya bisa lebih besar di Kalimantan Selatan, karena kita tidak mengetahui hal itu di tengah masyarakat,” ucap Dharma Putra kepada jejakrekam.com, Jumat (25/10/2019).
BACA :Tangkal Kecanduan Gadget , Banjarmasin Genjot Budaya Literasi Anak Usia Dini
Mantan Sekdakab HST ini mengungkapkan akibat kecanduan gadget bisa juga kurangnya alternatif tempat bermain di dunia nyata untuk anak. Ia menyarankan agar peran pemerintah daerah untuk lebih banyak membuat taman bermain. Hal itu diyakini Dharma bisa menghindarkan anak lepas dari kecanduan gawai.
“Namun, hal itu tidak cukup. Karena di sini, peran orangtua lebih ditaumakan. Sebab, kebanyakan orangtua justru lebih memilih memberikan handphone atau gadget yang memiliki aplikasi game untuk menenangkan anak ketika sedang rewel,” tuturnya.
Padahal, beber Dharma, di Kalimantan Selatan sejak tahun 2017 hingga kini, justru usia produktif sangat rentan mengalami gangguan kejiwaan. Tepatnya, pada kisaran usia 13 hingga 17 tahun.
“Nah, dari tujuh anak yang diketahui mengalami gangguan kejiwaan kecanduan gawai, saat ini telah berangsur-angsur pulih. Hanya ada satu anak yang masih dirawat inap. Sebab, kelakuannya sudah berubah karena menganggap dirinya seperti hero atau meniru karakter yang ada di game itu,” tuturnya.
BACA JUGA :Gadget untuk Media Penyampaian Pembelajaran Kepada Peserta Didik
Dharma mengimbau peran aktif orangtua sangat penting, apabila melihat anaknya yang bermain gadget lebih dari 10 jam. Selain itu, papar dia, kebanyakan anak yang kecanduan gadget melupakan tugas dan kewajibannya bersekolah.
“Jika sudah ada gejala seperti itu, sebaiknya segera dikonsultasikan ke RSJD Sambang Lihum. Sebab, di rumah sakit kami sudah memiliki alat dan teknologi yang lengkap untuk mengatasi masalah itu,” ucap Dharma.
Ke depan, Dharma berharap agar jumlah anak yang mengalami gangguan kejiwaan akibat kecanduan gawai bisa berkurang, dengan peningkatan peran dan pengawasan para orangtua serta pihak lain, khususnya pemerintah daerah untuk menyediakan taman bermain yang ramah bagi anak.(jejakrekam)