Titik Api Terus Bertambah, Kabut Asap Mulai Terasa Pekat di Banjarmasin

0

CUACA Kota Banjarmasin kian buruk. Asap pekat terlihat jelas di kota berjuluk Seribu Sungai ini. Hal ini pun membuat warga merasa was-was jika terlalu lama beraktivitas di luar rumah.  

“MATA perih, napas terasa sesak kalau terlalu lama di luar rumah. Jadi, aktivitas terganggu,” sebut Fitria warga Trisakti.

Mahasiswi Fakultas Hukum ULM ini menuturkan  masalah kabut asap memang sudah lama terjadi. Saat ini, kabut asap semakin bertambah pekat. “Pemerintah dan aparat agar dapat segera mengatasi masalah karhutla yang sering terjadi karena sangat mengganggu,” harapnya.

BACA: Dikepung Kabut Asap, Palangka Raya Belum Putuskan Status Darurat Karhutla

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel  Wahyuddin  tak menampik jika titik api setiap harinya di Kalsel selalu bertambah.

Hingga saat ini, kata pria yang kerap disapa Ujud ini mengatakan pihaknya telah mencatat ada 528 titik api.  Disamping titik api yang setiap harinya selalu bertambah, luas lahan yang terbakarpun mengalami peningkatan di mana dari tanggal 01 Januari-16 September 2019 hanya 4.081,56 Ha, tetapi setelah satu hari kemudian 01 Januari-17 September 2019 sudah menjadi 4.203,6 Ha.

Titik Api yang terbanyak masih didominasi empat Kabupaten, hingga sampai ini Kabupaten Banjar sebanyak 96 titik api,  Tapin 100 titik api,  HSS 77 titik api dan Tanah Laut 54 titik api. Tetapi kata dia, dengan banyaknya titik api di setiap kabupaten kota itu, tidak semua luasan lahannya lebih besar.  “Titik api sedikitpun luasan lahannya terbakar cukup luas,  seperti di Banjarbaru titik api hanya 16 titik,  tapi luas lahan yang terbakar 408,51 Ha,  dan ini lebih kecil dibandingkan dengan  HSS yang titik api 77 titik ,tapi lahan yang terbakar cuma 229,29 Ha,” bebernya.

BACA JUGA: Kapolda Kalsel: Karhutla Merugikan Kita Semua

Akibat kebakaran hutan dan lahan yang setiap hari terjadi, ucapnya membuat pihaknya terus bergelut dengan api. Ia memprediksi, jumlah kasus kebakaran hutan dan lahan akan terus bertambah. “Lahan yang terbakar itu ada akibat warga membakar sampah, karena cuaca kita terik, sehingga api mudah merembet ke lahan perkebunan warga,” jelasnya.

Untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan, dan untuk mengantisipasi semakin buruknya kualitas udara di Kalsel, ia menghimbau kepada warga jika membuka lahan baru agar tak membakarnya.

“Kalau melanggar hukum akan ditangani penegak hukum. Kita menghimbau kepada warga untuk menghentikan pembakaran sampah saat membuka lahan, pembakaran sampah dalam jumlah besar juga dihentikan, dan hati-hati saat membuang puntung rokok,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.