ASAP pekat yang menyelimuti kawasan Bandara Syamsudin Noor, mengakibatkan ditundanya beberapa penerbangan.
TERDATA, jarak pandang pada Selasa (10/9/2019), pukul 06.00 Wita 600 meter, pukul 06.15 Wita 400 meter, pukul 06.30 Wita 200 meter, pukul 07.00 Wita 400 meter, pukul 07.25 Wita 500 meter, dan pukul 08.17 Wita 400 meter.
BACA : Asap Makin Pekat, ACT Kalsel Bagikan Masker
Untuk penerbangan, JT311 BDJ-SUB
STD : 06.00 Wita
B. Off. : 06.10 Wita
B. On RTA : 06.31 Wita
B. Off RTA : 07.31 Wita
ATD. : 07.37 Wita
JT321 BDJ-CGK
STD :06.05 Wita
B. Off : 06.03 Wita
B. On RTA : 06.42 Wita
B. Off RTA : 07.34 Wita
ATD. : 07.41 Wita
IW1394 BDJ-BPN
STD. : 06.15 Wita
ATD. : 8.09 Wita
JT521 BDJ-JOG
STD : 06.25 Wita
ATD : 07.34 Wita
IN360 BDJ-SUB
STD. : 06.25 Wita
ATD. : 07.46 Wita
IW1382 BDJ-BTW
STD : 07.00 Wita
B.Off. : 08.21 Wita
B.ON RTA: 08.24 Wita
ATD. : Standby on ground
GA533 BDJ-CGK
STD : 07.25 Wita
ATD : 08.13 Wita
STD (Scheduled Time Departure), RTA (Return To Apron), ATD (Actual Time Departure).
Rerata penerbangan mundur 1 jam 20 menit, kecuali kalau yang memang jadwalnya dekat dengan saat visibility yang membaik.
BACA :Â Karhutla Berkepanjangan, MUI-Kemenag Kalsel Serukan Shalat Hajat
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel Wahyuddin mengungkapkan kabut asap sudah menyelimuti kawasan Bandara Syamsudin Noor pada pukul 06.00-07.00 dengan jarak pandang 200 meter.
“Namun, menjelang sore pukul 08.00, kabut asap sudah mulai menepis hingga jarak pandang bertambah 800 meter. Hal ini disebabkan ada empat titik api yang berada di sekitar Bandara Syamsuddin Noor,” ucap Wahyuddin.
Ia menjelaskan empat titik api itu, berada di belakang Bandara Syamsudin Noor terdapat dua titik di Guntung Damar, Banjarbaru. Dan belakang Komplek Rindam VI/Mulawarman, tepatnya Komplek Griya Utama Trikora dan satu titik api lagi di wilayah Pengayuan, Liang Anggang. Ini yang memicu kabut asap,” tuturnya.
Menurut Wahyuddin, ada kendala untuk memadamkan api di tempat titik lokasi, seperti Satgas Udara terbentur waktu yang telah habis, serta Satgas Darat terkendala ketersediaan air. Karena butuh waktu satu jam untuk mengambil air dan kembali ke lokasi.
“Waktu pemadaman membutuhkan banyak air untuk memadamkan api di lahan gambut. Makanya, kami upayakan untuk membangun kolam dari karet sebagai daerah transit pengambilan air. Jadi, dua titik api di Guntung Damar bisa dipadamkan, sehingga pada pagi hari bisa dikendalikan kabut asap,” tuturnya.(jejakrekam)