Usai Pegunungan Meratus, KSK Garap Antalogi Puisi Sayur Mayur

0

PARA pegiat sastra dan literasi Kindai Seni Kreatif (KSK) kembali mencetuskan penggarapan buku puisi terbaru. Usai sukses bicara kondisi Pegunungan Meratus lewat karya antologi puisi Hutan Hujan Tropis, kini mereka mengambil topik yang lebih dekat dan sederhana: tentang sayur mayur.

PENGGAGAS Kindai Seni Kreatif, Ali Syamsuddin Arsy, mengatakan antologi puisi teranyar ini merupakan cara KSK mempromosikan pentingnya sayur mayur untuk kesehatan ke masyarakat lewat medium sastra.

Topik ini juga diambil lantaran spontanitas penggiat KSK yang melihat markas mereka dikelilingi perkebunan. “Ini sekaligus mempromosikan produk-produk yang sudah dihasilkan oleh petani-petani sayur kita,” ujar Ali kepada jejakrekam.com di Banjarmasin, Minggu (8/9/2019).

Ia menjelaskan proses pembuatan antologi sendiri sudah masuk dalam tahapan kurasi dari tim KSK. Tak sekadar mengundang penulis lokal, mereka mempersilakan semua penulis puisi se-Indonesia untuk terlibat menyukseskan buku antologi Sayur Mayur.

Dengan digarapnya antologi ini, Ali berharap antusiasme sastrawan berkarya bisa meningkat. Syukur-syukur, jika karya tersebut bisa dibukukan.

BACA : Bela Yang Tersisih, Kritik Tajam Puisi Banjar Seniman Nyentrik YS Agus Suseno

Ada beberapa para sastrawan muda telah mengirim antalogi Sayur Mayur, seperti Ali Syamsudin Arsi (Banjarbaru, Kalsel), Ariffin Noor Hasby (Banjarbaru, Kalsel), Adifah (Tabalong, Kalsel), Ayu Siti (Tanah Laut, Kalsel), Badaruddin Amir (Barru, Sulawesi Selatan), Bambang Widiatmoko (Yogyakarta), Dewa Putu Sahadewa (Kupang, Nusa Tenggara Timur), Fahmi Wahid (Balangan, Kalsel), Gilang Teguh Pambudi (Kendal, Jawa Tengah), Indri Norhidayani (Tanah Laut, Kalsel), Khoirul Mujib (Mojokerto).

Berikutnya, Muhammad Rahim (Banjarmasin, Kalsel), Muhammad Yusuf (Banjarmasin, Kalsel), Muhammad Yusuf (Tanah Bumbu, Kalsel), Muhammad Lefand (Jember), Oka Miharzha S (Tanah Bumbu, Kalsel), Rissari Yayuk (Martapura, Kalsel), Sahaya Santayana (Pontianak, Kalbar), Sholeha Husna (Barabai, Kalsel), Sujudi Akbar Pamungkas (Tuban), Wahyu Priadi (Jakarta), Wahyu Safitri (Muara Teweh, Kalteng), Witanul Bulkis (Tanah Bumbu, Kalsel).

BACA JUGA : Terinspirasi Jembatan Rumpiang, Ada Rahasia di Antologi Puisi EBTAM

Jumlah pengirim pun dipastikan akan bertambah karena KSK memperpanjang waktu hingga Kamis (19/9/2019), pukul 00.00 Wita. Maksimal 5 puisi (di antaranya puisi berbahasa daerah, dialih bahasakan penulis daerah masing-masing) dan dikirim ke [email protected]. (jejakrekam)

Penulis Siti Nurdianti
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.