Implementasikan Kemerdekaan dengan Merawat Keberagaman dan Persatuan

0

CENDEKIAWAN Islam Azyumardi Azra menilai refleksi kemerdekaan RI harus diimplementasikan dengan cara merawat keberagaman dan persatuan di negeri ini.

MEMASUKI usia ke-74 tahun kemerdekaan, Azyumardi bersyukur Indonesia masih bersatu dibawah panji NKRI meskipun menghadapi tantangan dari dalam dan luar negeri.

“Saya kira menjelang 100 tahun Indonesia merdeka, kita harus memperkuat persatuan dan faktor yang memperkuat persatuan kita dan kesatuan kita, yaitu Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI,” kata Azyumardi kepada awak media usai Refleksi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74 di Aula Vihara Dhammasoka Jum’at (16/8/19).

Di sisi lain, Azyumardi menilai faktor penyebab tergerusnya persatuan dan kesatuan harus bisa diatasi. “Faktor itu misalnya kesenjangan ekonomi yang bisa menyebabkan kegaduhan, ini harus diatasi pemerintah,” jelas mantan anggota dewan penasehat MUI ini.

Ia menyebut, polarisasi berbasis identitas menjelang memasuki tahun politik pilkada diprediksi tak akan laku lagi.

“Saya melihat pasca pileg dan Pilpres 2019 praktis sudah tidak ada, saya pun melihat Pilkada serentak 2020 belum ada indikasi politik identitas karena tidak ada tokoh yang kontroversial yang bisa membangkitkan politik identitas,” ucap dia.

Jebolan Doktor Colombia University ini mengatakan, meskipun belum ada indikasi, kemungkinan yang mengarah bangkitnya politik identitas pada Pilkada serentak 2020 masih ada, jika tokoh politik mengeluarkan statmen kontroversial seperti yang dilakukan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama.

“Saya kira politisi harus lebih bijak, janganlah kiranya menggunakan ayat-ayat dari kitab suci yang tidak faham sepenuhnya, dan jangan menggunakan ayat suci untuk kepentingan politik,” pesan Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah ini.

Bukan tanpa alasan, Azyumardi menilai masyarakat bisa saja salah menafsirkan statmen dari politisi jika menggunakan ayat suci sebagai agenda politik yang berujung perpecahan dan pertikaian di tengah masyarakat.

“Janganlah dibawa-bawa ayat di kitab suci dibawa saat kampanye atau pilkada tahun depan. Lebih baik bicara mengenai memajukan bangsa, ekonomi dari daerah masing-masing dan menata sistem politik dan pendidikan. Saya kira bagusnya seperti itu,” tandas mantan presedium ICMI ini.(jejakrekam)

Penulis Akhmad Husaini
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.