Fenomena Buang Bayi Bukti Kontrol Sosial Masyarakat Mulai Lemah

0

DALAM beberapa waktu terakhir ini, warga Kalimantan Selatan khususnya Banjarmasin dihebohkan dengan rentetan kejadian penemuan mayat bayi yang diduga hasil hubungan gelap.

MULAI dari penemuan mayat bayi dalam tas di Kabupaten Banjar. Kejadian tragis lainnya, bayi yang dikubur di Landasan Ulin, Banjarbaru. Hingga teranyar, mayat bayi yang diduga hasil hubungan gelap dibuang ke Sungai Miai Dalam, Kelurahan Antasan Timur Banjarmasin, Kamis (1/8/2019).

Ada apa ini? Sosiolog Universitas Lambung Mangkurat Nasrullah menilai ada logika pendek yang cenderung dialami warga, artinya melakukan dulu, masalah kemudian tak dipikirkan.

“Sehingga muncul kepanikan atau ketidaksiapan seperti ketika memiliki bayi, lalu dibuang,” kata Nasrullah kepada jejakrekam.com di Banjarmasin, Jumat (2/8/2019).

BACA : Ada yang Tega, Buang Bayi Mungil 3,1 Kilogram

Ia menyebut kejadian ini bisa saja terjadi karena mulai melemahnya kontrol sosial di masyarakat, baik oleh lingkungan sekitar, terlebih lagi lingkungan keluarga.

“Atau bisa juga karena mulai muncul bahkan telah terjadi kecenderungan egoisme. Artinya bertindak berdasarkan keinginan pribadi dan mengenyampikan norma-norma yang berlaku,” terang sosiolog jebolan UGM Yogyakarta ini.

Nasrullah menyebut masyarakat diberikan pilihan yang dilematis dalam mencari jalan terbaik dari yang terburuk, seperti melanggengkan pernikahan dini daripada melakukan tindakan asusila.

BACA JUGA : Diduga Hasil Hubungan Gelap, Orok Bayi Dibuang di Sungai Mantuil

Baginya, pilihan seperti ini jangan sampai diberikan celah, harus ada upaya membuka cara berpikir masyarakat untuk menghindarinya.

“Cara itu bisa melalui pendidikan, kelompok pertemanan yang positif, bahkan pengajian agama yang menyasar segementasi anak muda agaknya menjadi penting dilakukan semua pihak,” tandas sarjana lulusan IAIN Antasari Banjarmasin ini.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.