Mengepung Pasar, Menjajakan Barang Antik di Emperan Pasar Tumpah

0

BARANG antik mungkin hanya sebagian orang yang membeli, terlebih lagi jika harganya terlampau mahal. Namun, bagi Kahar, warga Pekapuran ini menjajakan barang antik dari pasar ke pasar, justru ada seni mengais rezeki yang menarik.

BERBEKAL sepeda motor yang sudah butut, Kahar pun menggelar lapak di pasar tumpah di Jalan Achmad Yani Km 7, Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar, Kamis (25/7/2019) malam.

Beragam barang antik seperti keris mini, semar mesem, keris Belitung khas Banjar, koin lama, manik-manik, hingga uang kertas edisi awal kemerdekaan, serta berbagai guci antik digelar Kahar, di tengah pasar malam yang didominasi pedagang makanan dan konveksi.

“Dulu, sebelumnya saya berjualan di Pasar Kasbah Sentra Antasari. Karena sepi, ya kita terpaksa harus mengepung pasar. Pokoknya, kalau badan lagi sehat, saya akan mengejar pasar. Mala mini di Pasar Pal Tujuh, besoknya ke Marabahan, dan Pelaihari. Pokoknya, kalau ada pasar malam, saya gelar dagangan,” ucap Kahar kepada jejakrekam.com, Kamis (25/7/2019) malam.

BACA : Diincar Kolektor, Seharusnya Banjarmasin Punya Pasar Khusus Barang Antik

Ia mengakui barang antik seperti gelang bahar yang didapat dari para nelayan Kotabaru, hanya beberapa orang yang mau membeli. Ini karena dalam tradisi Banjar, khususnya para pemakai gelang bahar dikenal sebagai jagoan silat atau kuntaw.

Namun, menurut Kahar, para pembeli tak harus seorang yang lihai silat tradisional itu. Bagi Kahar, barang antik memiliki nilai tersendiri bagi para peminat, terutama kolektor.

Terkadang Kahar tak menjual barang miliknya sendiri, ada pula beberapa teman dan koleganya yang menitip untuk dijual ke pasar, mengincar para kolektor barang antik atau mereka yang memiliki citra rasa terhadap barang lawas itu.

“Ya, di pasar ini, alhamdulillah, ada saja yang mau beli. Seperti guci, harganya ratusan ribu, ada aja yang beli. Apalagi, kalau sudah antik dan bernilai sejarah,” kata Kahar.

BACA JUGA : Cerita Keris Abu Gagang dan Pangeran Hidayatullah di Tanah Pengasingan

Terkadang Kahar juga berburu barang antik ke berbagai kampung di Banjarmasin dan daerah lainnya. Barang itu pun dipajang dan dijual di rumahnya yang menjadi galeri barang antiknya di Jalan Pekapuran B, seperti meja dari batu marmer, serta perabotan hingga keris-keris yang dianggap bertuah.

“Alhamdulillah, masih ada untung. Walaupun berjualan barang antik ini, tidak seperti berjualan makanan atau minuman, apalagi pakaian.  Yang pasti, pembeli barang antik itu pasti punya selera tersendiri,” tutur Kahar.

Dalam berbisnis barang tempo dulu, Kahar pun mengaku terkadang dapat untung besar. Namun, ada kalanya buntung. Spekulasi jadi pilihan dari menggeluti bisnis khusus ini. “Terpenting, dalam jual beli barang antik ini didapat dengan cara yang halal. Karena, itulah seninya mencari rezeki di tengah pasar,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.