Abdul Khair cs Berdayakan Sasirangan Ramah Lingkungan

0

ABDUL Khair bersama dua rekannya menggagas sasirangan ramah lingkungan, dengan konsep mengkolaborasikan art, earth, fashion, and culture. Usahanya juga mengedepankan konsep-konsep ramah lingkungan dan fashion berkelanjutan.

DENGAN merek Salamco (Sasirangan Alam Eco Fashion), Khair menawarkan sasirangan berkualitas unggul, bahan baku kain dari katun murni, sutra atau wol dan menggunakan pewarna 100 persen alami, yang ramah lingkungan serta ramah di kantong.

Khair bercerita, awal mulanya ingin mengembangkan fashion ramah lingkungan saat membantu peneliti dari Universitas Indonesia tentang sasirangan di Banjarmasin.

“Ternyata data-data yang kami temukan di lapangan, lebih 80 pengrajin sasirangan di Banjarmasin hanya satu yang menggunakan pewarna alami. Ini yang membuat kami terkejut sekaligus khawatir dengan kondisi lingkungan kita, yang berpotensi tercemar limbah pewarna kimia,” kata Khair kepada jejakrekam.com, Senin (29/7/2019).

BACA : Sasirangan Tak Sekadar Kain, Hawa Desain Jadi Busana Trendy Kekinian

Khair menjelaskan, industri fashion memiliki andil yang cukup besar dalam mencemari lingkungan, sebab pewarna tekstil memiliki kandungan zat kimia berat yang berbahaya bagi air dan tanah.

“Terlebih bagi sebagian masyarakat alergi terhadap pewarna tekstil, sementara tidak banyak alternatif pilihan fashion yang menggunakan pewarna alami, peluang ini coba kami manfaatkan,” ucap alumnus FKIP ULM ini.

Karenanya, pada akhir 2018 lali, Khair bersama rekan-rekannya mencoba mengembangkan sasirangan yang lebih ramah lingkungan, namun masih mengedepankan aspek estetika.

Ia mengakui corak pola sasirangan terbilang belum familiar di kalangan pecinta fashion sasirangan, sebab batik asli banua ini, lebih cenderung dominan warna-warna terang dan cerah, sedangkan Sasirangan berbahan alami karya Khair lebih condong warna-warna pastel dengan motif-motif dedaunan.

BACA JUGA : Limbah Sasirangan Dibuang ke Sungai Martapura, DLH Banjarmasin Segera Ambil Tindakan

Untuk pemasaran, Khair menawarkan sasirangan karyanya secara langsung ke toko-toko maupun calkn pembeli, serta memasarkan via online.

Khair menuturkan, seain ingin mengembangkan Fashion yang lebih ramah lingkungan, ia bersama rekan-rekannya ingin mencoba memberdayakan ibu-ibu petani karet di Kabupaten Banjar, selain sebagai pemasukan tambahan bagi rumah tangga petani karet dan mengisi waktu senggang.

“Kita sama-sama tahu bahwa harga karet sedang jatuh, nah kami mencoba menggandeng petani karet di sekitaran Mandiangin untuk mengembangkan ecofashion, sebab di kebun karet warga berlimpah bahan baku pewarna alami seperti kayu ulin, jati, hingga pohon ketapang,” pungkas Duta Pemuda Kreatif Kalsel ini.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Andi Oktaviani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.