Di Usia 69, Barito Utara Membuka Diri dengan Akses Darat dan Udara

0

DI USIA yang telah menginjak kepala enam, derap pembangunan Kabupaten Barito Utara kini sudah dinikmati warga yang tersebar di 9 kecamatan. Buktinya, kini ruas jalan di kabupaten yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito, sudah hampir terkoneksi antar kecamatan, dan menjadi salah satu kabupaten termaju di Provinsi Kalimantan Tengah.

DENGAN terhubungnya akses jalan darat,  maka hasil pembangunan telah dinikmati warga. Imbasnya, kesejahteraan masyarakat juga terdongkrak. Hal ini yang diharapkan pemerintah daerah agar hasil pembangunan dapat dinikmati bersama.

Hal ini diungkapkan Bupati Barito Utara, H Nadalsyah kepada jekakrekam.com, di Muara Teweh, Minggu (28/7/2018) saat menjelang perayaan Hari Jadi Kabupaten Barito Utara ke-69.

Ketua DPD Partai Demokrat Kalteng ini mengatakan dengan terbukanya akses jalan, maka semua arus barang,  baik hasil bumi dan bahan pangan menjadi lancar. Begitu juga dengan harga pun stabil. Baik di bagi masyarakat perkotaan hingga perdesaan.

BACA : 2020, Bandara HM Siddik Beroperasi Gantikan Beringin Muara Teweh

Selain itu, melalui Dinas Perhubungan Kabupaten Barito Utara telah dibuka rute bus Damri kecamatan dengan tujuan Kota Muara Teweh. Saat ini, ada dua wilayah kecamatan memakai jalur transportasi damri, di antaranya Teweh Timur dan Batu Raya, Kecamatan Gunung Timang.

“Dengan terbukanya jalur bus dengan angkutan penumpang setiap harinya, maka sangat membantu masyarakat wilayah terpencil untuk pergi ke ibukota kabupaten. Jadi, mereka bisa pulang pergi dalam satu hari,” papar Nadalsyah.

Sedangkan harga tiket moda transportasi darat itu dapat terjangkau oleh masyarakat perdesaan. Selain dua kecamatan yang sudah terbuka akses bus, pemerintah daerah juga akan membuka rute baru dari Desa Bukit Sawit,  Kecamatan Teweh Selatan ke Muara Teweh.

“Untuk merealisasikan ini,  pemerintah daerah sudah mengusulkan dua unit bus tambahan ke Kementerian Perhubungan RI.Dengan usulan yang sudah disampaikan,  maka diharapkan pada tahun 2020, rute tersebut dapat dinikmati oleh warga setempat,” papar Nadalsyah.

Apalagi, menurut dia, di wilayah perkebunan sawit tersebut perekonomian warga lebih baik karena setiap bulan panen dan sudah barang tentu hasilnya juga lebih banyak. Dengan adanya rute baru,  maka pemerintah daerah juga akan membangun terminal untuk sarana dan prasarana pendukung.

“Saya berharap dengan adanya rute yang sudah ada, maka bisa dimanfaatkan sebaik-baik dan juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Nadalsyah.

BACA JUGA : Pangkas Jarak 40 Kilometer, Pemkab Barito Utara Bangun Jalan Usaha Tani

Selain jalur darat yang sudah ada. Pemerintah pusat dan daerah terus melakukan pembenahan untuk akses udara. Yakni penyelesaian bandara Haji Muhammad Siddik di Desa Trinsing Kecamatan Teweh Selatan. Saat ini, telah dilakukan pengaspalan run way sepanjang 1.400 meter dan lebar 30 meter.

Selain ini, menurut Nadalsyah, ada beberapa fasilitas lainnya yang juga dibenahi,  seperti gedung terminal dan pagar kanan kiri bandara dengan total anggaran tahun 2019 mencapai Rp 99 miliar lebih.

“Anggaran yang dikucurkan seluruhnya berasal dari Kementerian Perhubungan. Sedangkan pemerintah daerah hanya melaksanakan pembangunan jalan masuk ke arah bandara. Yang mana sudah selesai dibangun sepanjang 2,3 kilometer,” beber Koyem, sapaan akrabnya.

Menurut dia, dengan pembangunan yang ditargetkan selesai tahun ini, maka tahun 2020 rencananya akan bisa didarati pesawat.

“Bahkan untuk penerbangan nanti sudah ada dipastikan salah satu maskapai dengan pesawat ATR 42 dengan kapasitas 50 penumpang dengan rute Muara Teweh- Balikpapan dan Palangka Raya, akan mendarat di bandara baru,” ucap Koyem.

BACA LAGI : Pemkab Barito Utara Prioritaskan Infrastruktur Jalan dan Jembatan

Ia juga menjelaskan secara bertahap juga landasan pacu akan diperpanjang dan diperlebar,  agar bisa didarati pesawat yang lebih besar. “Jadi, untuk tahap awal hanya bisa didarati pesawat dengan jumlah penumpang sedikit,  akan tetapi ke depan dapat didarati pesawat lebih besar,” imbuhnya.

Nadalsyah juga menuturkan, dengan didaratinya pesawat,maka jarak tempuh dapat dipangkas, apalagi selama ini kalau ingin bepergian ke luar Barito Utara, harus lewat Palangka Raya atau Banjarmasin dengan jarak tempuh melalui jalur darat selama 8 hingga 10 jam perjalanan.

“Dengan ada jalur udara,  untuk ke Palangka Raya saja hanya memerlukan waktu satu jam. Begitu juga ke Banjarmasin,” kata Koyem.

Selanjutnya, beber dia, untuk jalur sungai nantinya, pemerintah daerah akan membangun beberapa buah pelabuhan untuk akses masyarakat berpergian,  apalagi untuk wilayah perdesaan di pinggiran Sungai Barito sangat ketergantungan dengan moda transportasi sungai.

“Untuk pembangunan pelabuhan juga telah diusulkan pada Kementerian perhubungan. Sekarang masih menunggu realisasinya. Pembangunan pelabuhan atau dermaga juga sangat diperlukan. Seperti, perbaikan pelabuhan daerah depan Hotel Pasifik Kota Muara Teweh. Apalagi pelabuhan itu sekarang ini keadaannya memerlukan pembenahan secara menyeluruh,” tuturnya.(jejakrekam) 

 

Penulis Syarbani
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.