FKUB dan LK3 Gelar Workshop Banjarmasin Kota Rukun

0

BANJARMASIN layak menjadi kota rukun. Untuk mengupayakannya, diperlukan dukungan semua pihak. Karena itu, FKUB Banjarmasin, Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3), serta Pemkot Banjarmasin, didukung The Asia Foundation (TAF) menggelar Workshop Banjarmasin Kota Rukun, di aula STIKES Suaka Insan, Banjarmasin, Senin (22/7/2019).

DALAM workshop itu, Walikota Banjarmasin Ibnu Sina mengulas perlunya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 2030. Dimana, SDGs berbeda dari pendahulunya Millenium Development Goals (MDGs).

SDGs dirancang dengan melibatkan seluruh aktor pembangunan, baik pemerintah, civil society organization (CSO), sektor swasta, akademisi, dan sebagainya. “Sehingga acara ini dengan dukungan organisasi masyarakat sipil seperti LK3 dan FKUB serta TAF, tujuannya agar Banjarmasin menjadi kota rukun, kota yang ramah, saling menghormati dan menerima semua yang berbeda. Tujuan itu sesuai dengan tujuan SDGs,” kata Ibnu.

Workshop menghadirkan narasumber dan peneliti dari Jakarta, antara lain dari Pusad Paramadina, Imparsial, TAF, dan narasumber lokal dari LK3.

BACA : Galang Dana, 9 Kabupaten/Kota di Kalsel Rawan Dimasuki Kelompok Teroris

Siswo dan Irsyad, peneliti Pusad Paramadina memaparkan tentang potensi kerukunan beragama dari sejumlah hasil riset, juga tentang Bina Damai sebagai strategi mengelola kerukunan beragama. Dalam bina damai, bukan hanya saling menghormati, tapi sudah membangun kerjasama pada satu isu yang dianggap menjadi persoalan bersama.

Sementara itu, Ardi dari Imparsial, menyampaikan soal kerukunan beragama dalam perspektif HAM. Bahwa beragama merupakan hak dasar yg harus dihormati semua orang, pemerintah mesti berupaya mengusahakan hak tersebut terwujud bagi semua orang.

Budhy Munawar Rachman dari TAF, memaparkan tentang situasi kerukunan beragama pada tingkat nasional, yang memberi pengaruh situasi di daerah. Bahwa sejumlah kasus konflik agama dan aliran keagamaan. “Sampai hari ini belum selesai di tangani, serta menimbulkan persoalan sosial yang tidak sederhana,” katanya

Narasumber lokal, Noorhalis Majid dari LK3, menyampaikan soal membangun kerukunan dalam perspektif kearifan lokal. Banyak papadah dan paribahasa Banjar yang dapat diangkat untuk mewujudkan Banjarmasin Kota Rukun. Kearifan lokal tersebut selama ini menjadi pedoman hidup, baik mengatur laku pribadi, mengatur laku bermasyarakat, maupun mengatur laku bernegara.

BACA JUGA : Kalsel Tergolong Aman, Potensi Konflik Berbasis Isu Agama Patut Diantisipasi

Kepala Kesbangpol Banjarmasin menyampaikan akan melakukan kegiatan serupa atau minimal sosialisasi pada tingkat kecamatan dengan menghadirkan aparat kelurahan, agar Banjarmasin Kota Rukun benar-benar terwujud. Kasman juga mempersilakan usulan perbaikan bila ada regulasi yang dianggap menghambat terwujudnya kota rukun tersebut.

Rafiqah Direktur LK3 selaku mitra FKUB dalam kegiatan workshop ini menyatakan dukungannya bila pemerintah kota atau FKUB menyelenggarakan workshop yang sama pada tingkat kecamatan. “LK3 sebagai organisasi masyarakat sipil akan terus berkontribusi mewujudkan Banjarmasin kota rukun,” katanya.(jejakrekam)

Penulis Arpawi
Editor Andi Oktaviani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.