Ramai-Ramai Klaim Kalsel Penuhi Kriteria Ibukota yang Baru

0

DIALOG nasional yang dihelat Kementerian PPN/Bappenas di Hotel Novotel Banjarbaru, Senin (15/7/2019), beberapa pembicara dari kalangan akademis, birokrat hingga mantan Menteri Lingkungan Hidup serta Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta menilai Kalsel memenuhi kriteria sebagai ibukota negara baru menggantikan Jakarta.

KALSEL sendiri memiliki Pelabuhan Samudera Batulicin, Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, Pelabuhan Stagen Kotabaru dan Pelabuhan Internasional Mekar Putih. Termasuk, trase atau jalur kereta api dan jalan bebas hambatan.

Kepala Bappeda Provinsi Kalsel Nurul Fajar Desira, dari sesi ekonomi, Kalsel menjadi lumbung beras bagi ibukota negara, dan ditopang tipe masyarkat Banjar yang merupakan pedagang dan pejuang.  “Dimana ada ibukota, di situ orang Bajar akan ‘menyerang’ untuk berdagang. Jadi, tidak ada kerugian, jika Kalsel menjadi ibukota,” ucap mantan Kepala Bappeda Kota Banjarmasin ini.

BACA : Berbiaya Rp 446 Triliun, Gubernur Sahbirin Optimistis Kalsel Jadi Ibukota Negara

Mengenai keinginan Kementerian PPN/Bappenas meniru London, ibukota negara Inggris yang merupakan kota hijau (forest city), mantan Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta justru Kalsel memenuhi kriteria tersebut.

“Bicara lingkungan hidup, kata kunci adalah daya dukung dan daya tampung. Beda dengan Jakarta, daya dukung dan daya tampungnya rendah. Sedangkan, Kalimantan masih bagus,” cetus Muhammad Hatta.

Dalam catatan guru besar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) adalah masalah kebakaran hutan dan lahan yang perlu kesungguhan semua pihak dalam tindakan proaktif dan preventif.

BACA JUGA : Jakarta Lebih Padat Dibanding New York, Ini Alasan Pemindahan Ibukota

Dari segi sosial dan budaya, dosen FISIP ULM Taufik Arbain menilai bisa ditelaah dari tiga aspek yakni demografis, sosiologis, dan antropologis. Menurut dia, dengan tambahan penduduk 1,5 juta ketika Kalsel menjadi ibukota, maka total penduduk menjadi 5,7 juta orang, karena saat ini populasi penduduk Kalsel tercatat baru 4,2 juta jiwa.

“Jika ibukota pindah ke Kalsel, perlu disiapkan wilayah yang akan dihuni berapa penduduk termasuk, dampak dari migrasi (migration effect). Sedangkan, tipikal masyarakat Banjar itu terbuka, tidak ada fakta atau data yang menunjukkan konflik yang besar,” tegas Taufik Arbain.

Lain lagi, Rektor ULM Prof Dr Sutarto Hadi mengatakan posisi ULM terpisah di lima lokasi pada 2025, yang akan menempati lokasi di wilayah ibukota negara jika Kalsel terpilih jadi ibukota baru.

BACA LAGI : Ini Syarat Ibukota, Menteri PPN/Kepala Bappenas : Jakarta Tetap Kota Bisnis

Dengan begitu, Sutarto mengatakan tentunya Kalsel harus didorong untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dalam mendukung pemindahan ibukota negara. “Sebab, human capital menjadi isu sentral dalam pemindahan ibukota negara. Apalagi, masyarakat Kalsel memiliki daya tahan yang tinggi, dari segi akademis dan intelektual, layak untuk men-support ibukota negara,” tuturnya.

Sutarto menyebut program afirmasi juga dikembangkan untuk mendorong peningkatan pendidikan khususnya bagi Dayak Meratus, yang menjadi bagian dari masyarakat Kalsel.(jejakrekam)

Penulis Balsyi/Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.