Dampak Pembangunan Tiga Jembatan, Lahan Warga Sungai Lulut Jadi Akses Jalan

0

DAMPAK dari tiga jembatan Sungai Gardu I, Sungai Gardu II dan Sungai Lulut yang akan dibongkar, mulai terasa. Ini ditandainya dengan banyaknya pengendara yang melewati jalur penghubung ke arah Kompleks Rahayu.

SELAIN jembatan darurat di Sungai Gardu I disediakan, hal ini tak menutup kemungkinan bahwa jalan tersebut bakal diserbu kembali pengendara sebagai akses cepat.

Satu di antaranya, di Kompleks Budi Utama Karya II yang berdekatan dengan Desa Sungai Lulut ini tembus ke Kompleks Rahayu dan Jalan Pramuka terakses ke Terminal Km 6 Banjarmasin. Belakangan dari penuturan warga, kemacetan sempat mengular dikawasan tersebut, lantaran akses jalan dan jembatan yang terbilang sempit.

Dulunya, akses jalan Kompleks Budi Utama Karya II ini terputus. Lantaran dua bangunan rumah yang berada di Desa Sungai Lulut, belum juga dirobohkan. Padahal, jalan pasir merah ini diproyeksikan menjadi penghubung ke Kompleks Rahayu.

Menariknya, warga RT 1 Desa Sungai Lulut, Kabupaten Banjar, Bahtiar yang tinggal tepat di perbatasan Kabupaten Banjar dan Kota Banjarmasin berinisiatif membangunkan jalan dan jembatan penghubung dari sisa lahan di belakang dan di samping rumahnya. Melalui dana dari kantong pribadinya dibangun akses jalan bersama warga setempat.

BACA : Akhir Juli, Pembangunan Tiga Jembatan di Sungai Lulut Mulai Digeber

Namun, jalan tersebut tak bisa dilewati mobil. Hasilnya, Bahtiar, hanya bisa memarkir mobilnya di Kompleks Budi Utama Karya II dan tak dapat berlanjut masuk ke kawasan rumahnya karena jalan yang sempit.

Di sisi lain Bahtiar menjelaskan, dua unit rumah milik adik dan almarhumah ibunya terkena pembebasan lahan untuk jalur alternatif buatan Pemkab Banjar yang berada di samping rumahnya.

Bahtiar mengungkapkan hingga kini, belum juga dirobohkan hingga mendapatkan rumah baru yang dijanjikan pihak pengembang. Walhasil, sampai detik ini belum ada bangunan baru untuk ditinggali sebagai ganti rumah adik dan almarhumah ibunya.

“Padahal, pihak developer menjanjikan membuatkan rumah pada 2014 lalu. Namun, hingga kini belum ada tindaklanjutnya. Saya berharap secepatnya developer membuatkan rumah baru,” ucap Bahtiar kepada jejakrekam.com, Minggu (14/7/2019).

BACA JUGA : Jembatan Darurat Dibangun, Rekayasa Lalu Lintas Segera Diberlakukan Di Sungai Lulut

Ia berharap, pemerintah setempat juga bertanggung jawab atas pembebasan lahan yang sebelumnya dilakukan, lantaran belum diganti rugi. Selain itu, dirinya mendesak untuk dibuatkan akses jalan umum.

Sebab, Bahtiar mengeluhkan lahannya dijadikan sebagai jalan umum, karena merasa risih dan bising saat dilintasi kendaraan bermotor. Ditambah lagi dengan adanya keluhan warga, akibat beberapa jembatan mengalami kerusakan.

“Termasuk debu. Malah debu dari pasir merah itu masuk sampai ke kelambu. Mulanya untuk akses bersama warga. Tau-taunya digunakan pengendara umum lainnya ikut-ikutan,” ucap Bahtiar, sembari tertawa.

Terhitung sejak Jumat (12/7/2019), Bahtiar bersama warga sepakat menutup jalan tersebut. Ia pun memberikan catatan, jalan dari lahan pribadinya bisa saja digunakan, asalkan jembatan di Desa Sungai Lulut, diperbaiki.

“Ini baru saja dibuka, lantaran ada keluarga sedang melakukan hajatan. Namun, besok kembali ditutup lagi. Ditutup ini bukan berarti permanen. Tetapi, minta perbaiki jembatan, sebelum dibongkar Jembatan Sungai Lulut,” katanya.

BACA  LAGI : Macet Tahunan, Jembatan Sungai Lulut Diperlebar

Pantauan jejakrekam.com, setidaknya ada beberapa jembatan kayu yang mengalami kerusakan. Bahkan, tak bisa dilewati bersamaan lantaran sempit. “Jalan kita boleh digunakan, tetapi jembatan kampung mesti diperbaiki. Ini bentuk gertakan agar diperhatikan lurah,” ucap Bahtiar.

Selain itu, Bahtiar menginginkan, adanya komunikasi dengan Kelurahan Sungai Lulut untuk menuntut status lahannya yang kini sering dilalui pengendara umum. “Sampai kapan jalan ini digunakan, sebab lahan ini kan milik saya pribadi. Tentunya, semakin banyak yang jalan, bisa mengalami kerusakan. Walhasil sangat merugikan kita,” katanya.

Bahtiar mengungkapkan pada Senin (15/7/2019) ini, dirinya mendapat undangan untuk menghadiri rapat di Kelurahan Sungai Lulut. Namun, dirinya belum mengetahui apa saja yang akan dibahas dalam pertemuan itu.(jejakrekam)

Penulis Arpawi
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.