FKPT Kalsel Kunjungan dan Dialog di Kabupaten Kapuas

0

KAMIS (4/7/2019), Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) ke Kabupaten Kapuas, Kalteng. Pengurus FKPT Kalsel, yang terdiri dari Mariatul, Aliansyah Mahadi, Fathurrahman, Syauqi Mubarak, Noorhalis Majid, Siti Khadijah, bertujuan ingin belajar, berbagi informasi, dan berkoodinasi dalam rangka mencegah paham radikal, terutama di wilayah perbatasan antara Kalteng dengan Kalsel.

DALAM penjelasannya, yang mewakili Polres Kapuas, Kejaksaan Kapuas, dan BIN Kapuas, menyatakan bahwa berbagai upaya pencegahan sudah dilakukan. Paham radikal lebih banyak berkembang di kalangan mahasiswa dan ASN, baik karena bahan bacaan maupun karena pahamnya sudah kontra terhadap pemerintah.

Pencegahan yang dilakukan, yaitu deteksi dini pada tingkat RT dan RW, karena umumnya orang tidak menanyakan siapa orang baru yang datang ketempatnya. Hal ini sangat rentan bila ada orang baru datang dan berpaham radikal.

Semetara itu, wakil dari Kodim Kapuas menyatakan persetujuaanya atas imbauan pemerintah agar kembali menghidupkan siskamling. Koordinasi juga selama ini sudah sangat baik, sehingga pencegahan dini bisa dilakukan.

BACA : Polda Kalsel Libatkan FKPT, Bekali Pengurus Masjid Soal Bahaya Radikalisme

Deky, dari Angkatan Laut, mengatakan bahwa sektor dari laut peluangnya sangat besar, menjadi pintu masuk yang cukup rentan, karena itu penting kewaspadaan di wilayah laut.

Kepala Dinas Kominfo Kapuas membagi cerita tentang adanya pelajar yang pemahamannya kemudian berubah menjadi radikal karena pengaruh media sosial. “Kami memantau media sosial yang beredar dan melakukan counter wacana dengan menyampaikan artikel yang lebih bermanfaat, sebagai bacaan yang bisa mewarnai media sosial,” katanya.

Koordinator Bidang Pemuda FKPT Kalsel Noorhalis Majid mengatakan, wilayah perbatasan sangat strategis menjadi tempat persembunyian akibat kurang terperhatikan, kurang mendapat sorotan, dan jauh dari pusat pemerintahan provinsi.

Syauqi Mubarak, Koordinator Bidang Penelitian, menyatakan bahwa kegiatan FKPT didasari oleh riset. Hasil riset menunjukkan bahwa rois di sekolah lebih menarik bagi siswa, paham ini rentan masuk melalui rois.

“Beruntung kemudian ada kesadaran sekolah untuk tidak menerima lagi mentor rois dari luar sekolah. ASN dan mahasiswa juga sekarang krusial. Rekam jejak radikal sekarang ini menjadi syarat dalam menduduki jabatan,” katanya.

BACA JUGA : Kearifan Lokal Mampu Menjaga Masyarakat dari Informasi Negatif

Fathurrahman, ketua Bidang Media, mengapresiasi atas program jaksa masuk pesantren serta kepolisian yang masuk sekolah, menjadi pembina upacara. Kewaspadaan di lingkungan tempat tinggal memang sangat penting. “Bila ada orang yang cenderung menyalahkan, terutama menyalahkan pemerintah, aparat negara, dan kemudian mengajak untuk memusuhi, maka layak untuk diwaspadai,” katanya.

Aliansyah Mahadi, Wakil Ketua FKPT Kalsel, yang juga ketua Ikasba Kalsel, menyampaikan sejarah terbentuknya Ikasba yang anggotanya terdiri dari 32 etnis besar, tujuannya untuk menjaga kondusifitas banua dengan melakukan berbagai pertemuan para tokoh etnis dan suku.(jejakrekam)

Penulis Andi Oktaviani
Editor Andi Oktaviani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.