Ada Apa dengan Barito Putera? Sudah Saatnya Manajemen Berbenah!

0

TUNTUTAN para supporter Barito Putera yang tergabung dalam Barito Mania atau barisan pencinta tim ini, makin menguat agar kursi pelatihan segera ditinggalkan Jacksen F Tiago serta pembenahan manajemen di tim sepakbola kebanggaan warga Banua itu.

USAI bentrok dengan Kalteng Putra dalam derby Kalimantan di Stadion 17 Mei Banjarmasin, Sabtu (22/6/2019) dengan skor 2-1 bagi kemenangan tim lawan,  tuntutan pun disuarakan makin kencang. Bahkan, sejumlah pendukung Barito Putera mendatangi para pemain dan pelatih hingga ke ruang ganti.

Mereka menyuarakan desakan agar Jacksen F Tiago segera mengundurkan diri sebagai pelatih kepala, termasuk meminta Asisten Manajer Barito Putera Syarifuddin Ardasa, turut dievaluasi kinerjanya.

Iful, salah satu perwakilan Barito Mania pun berharap agar Barito Putera segera bangkit dari keterpurukan, serta membenahi manajamen sepakbola yang dibangun pengusaha ternama Kalsel, almarhum H Abdussamad Sulaiman HB itu.

BACA : Berada di Titik Terendah, Jacksen Sebut Yunan Layak Latih Barito Putera

“Terus terang secara pribadi, kami keberatan Jacksen tetap dipercaya sebagai pelatih kepala Barito Putera. Kami juga Asisten Manajer Barito Putera juga dievaluasi kinerjanya,” ucap Iful kepada awak media.

Tak hanya itu, akun instagram ardasa_syarifuddin yang mengucapkan milad kepada Hasnuryadi Sulaiman tak luput dari komentar dari para pencinta Barito Putera untuk segera keluar dari manajemen tim tersebut. Seperti el_hendra meminta agar segera baundur burit dalam bahasa Banjar, atau permintaan seragam di kolom komentar di akun milik Asisten Manajer Barito Putera itu.

Sementara itu, Nasrullah yang juga pencinta Barito Putera pun merasakan hal serupa. Menurut dia, ketika Liga 1 baru saja berjalan dengan bayang-bayang ekspektasi tinggi bahwa Barito Putera, kesebelasan urang Banua mampu menjadi tim pemuncak klasemen.

“Faktanya, ternyata jauh panggang dari api. Barito Putera dalam beberapa kali pertandingan justru berada di dasar klasemen,” ucap Nasrullah yang juga pengurus Kerukunan Keluarga Bakumpai (KKB) ini kepada jejakrekam.com, Minggu (23/6/2019).

BACA JUGA : Blunder Yoo Jaehoon Picu Permainan Skuad Barito Putera Buyar

Menurut dia, secara kasat mata, atau pandangan orang awam, Jaksen F Tiago yang mesti bertanggung jawab atas kejadian ini. Maka kekalahan tim tetangga yang promosi, Kalteng Putera membuat Jacksen menyamaikan lambaian tangan perpisahan.

“Namun bagi orang yang paham bola, muncul pertanyaan, apakah Jackson semua memanggul kesalahan ini. Saat inilah yang paling tepat bagi manajemen Barito Putera untuk berbenah jika tidak ingin tersingkir dari Liga 1 Indoneesia,” cetus dosen FKIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini.

Bagi Nasrullah, teriakan dari supporter bahkan mengisi media sosial dari salah satu manajer tim, sangat jelas menunjukkan ada sesuatu di kedalaman organisasi Barito Putera.

“Penampilan buruk Barito di awal liga dalam beberapa pertandingan lebih dari cukup memaksa berbenah. Pencinta Barito tidak ingin timnya kalah, tapi kalaupun kalah, Barito harus kalah dengan tim yang jauh lebih hebat. Bukan karena mudah dikalahkan,” cetusnya.

BACA LAGI : Ditekuk Kalteng Putra, Jacksen Beri Sinyal Mundur dari Kursi Pelatih Barito

Bagi sosiolog jebolan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini dengan pembenahan itu, diharapkan Barito Putera kembali menjadi tim yang memiliki karakter permainan era Barito Putera Galatama.

“Apalagi, lapangan sepakbola  Stadion 17 Mei terkenal sebagai kandang Barito yang angker bagi tim lawan. Di era itu pula, karakter tim terbentuk bermain kuat tanpa kompromi. Muncul pula nama-nama yang menjadi ikon Barito Putera,” urai Nasrullah.

Dia menyebut seperti Saiman, bek tangguh Barito atau Fahmi Amiruddin pemain yang keras di lapangan. Kemudian, Frans Sinatra, sang jenderal lapangan yang legendaris.  “Ada pula, Salahuddin, pemain belakang dengan lemparan bola yang jauh ke dalam dan tendangan jarak jauhnya.,” ucapnya.

Kini, menurut Nasrullah, Barito Putera memang diisi oleh pemain-pemain berlabel nasional, justru mirisnya nama mereka seolah menghilang dalam tim. “Barito seperti kehilangan ikon. Karenanya, Barito Putera harus berbenah jangan sampai terus terpendam di dasar klasemen,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini/Didi GS
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.