Tersedia 4 Ribu Ton, Stok Gula Dijamin Aman hingga 15 Hari ke Depan

0

PERMINTAAN gula kristal putih selama Ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriyah, terus mengalami lonjakan. Peningkatannya mencapai 10 hingga 15 persen, namun stok pemanis itu diklaim masih mencukupi dan aman hingga 15 hari pasca lebaran Idul Fitri.

HAL ini diungkapkan Ketua Persatuan Asosiasi Gula Bersatu Kalimantan Selatan, H Aftahuddin di sela openhouse di kediamannya di Banjarmasin, Jumat (7/6/2019). Ia mengungkapkan jelagn Ramadhan, harga gula pasir sempat mengalami kenaikan. Dari awalnya seharga Rp 11 ribu hingga Rp 12 ribu tergerek menjadi Rp 12.400 per kilogram.

“Penyebab kenaikan harga gula ini karena pemerintah ingin menaikkan harga patokan petani (HPP) gula kristal putih di tingkat petani tebu. Tahun ini, harga gula pasir lebih tinggi dibanding Ramadhan dan lebaran tahun lalu,” tutur H Aftahuddin didampingi istrinya, Hj Nelawati.

BACA : Tiap Hari Ludes 200 Loyang Wadai Bakarat Khas Banjar

Menurut dia, pada saat Ramadhan dan lebaran, kebutuhan gula sangat tinggi karena masyarakat maupun pelaku usaha kue musiman sangat tinggi permintaannya. Sedangkan, stok gula pasir di tingkat distributor masih di kisaran 4.000 ton. Dengan jumlah itu, H Aftahuddin memastikan stoknya cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat untuk 15 hari ke depan pasca lebaran.

Pengusaha gula ini mengatakan stok yang diberlakukan dalam memenuhi pasokan gula pasir di Kalsel, selalu berjalan. Artinya, pasokan seluruh didatangkan dari Jakarta dan Jawa Timur melalui jalur laut, sehingga dengan pasokan yang cukup tersedia bisa menekan harga gula di pasaran tak naik terlampau jauh.

BACA JUGA : Staf Khusus Mendag Ancam Pedagang Naikkan Harga, Izin Usaha Bisa Dicabut

Sementara itu, tradisi tahunan menggelar openhouse usai Ramadhan dan lebaran, diakui H Aftahuddin sebagai bentuk silaturahmi dan mempererat persaudaran dengan sesama tanpa membedakan lapisan masyarakat, kelas bawah atau atas.

Dalam silaturahmi lebaran itu, sang istri Hj Nelawati mengatakan konsep yang diterapkan dalam openhouse kali ini menonjolkan warna emas, perak dan putih. Dengan paduan tiga warna itu, melambangkan perpaduan semua lapisan masyarakat di Kalsel.(jejakrekam)

 

Penulis Siti Nurdianti
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.